kisah hidup sejak kecil sampai sekarang

Tidakharus sampai melakukan hal besar untuk seluruh umat manusia, melakukan perbuatan yang baik untuk sekitarmu saja sudah bagus. 2. Merawat Orangtua yang Sakit Qianqian adalah seorang anak perempuan berumur tiga tahun asal Ruzhou, Provinsi Henan, Tiongkok. JualanPermen Karet hingga Ngamen sejak SD, Sule Belajar Mandiri dari Kecil. Berkat didikan dari kedua orangtuanya, terutama sang ayah, kini Sule bisa meraih segala mimpi dan kesuksesannya. Nama Entis Sutisna atau yang akrab disapa Sule tentu sudah tidak asing lagi di ranah hiburan Indonesia. Komedian yang juga ayah dari lima orang anak ini Setelahbangkit, Rio kini berusaha untuk menolong teman-temannya yang juga mengalami depresi dengan memberikan motivasi untuk berjuang. Melalui detikHealth, Rio menitipkan pesan kepada orang di luar sana yang ada keinginan untuk mengakhiri hidup. "Selalu ingat apa yang lo cintai dan mereka yang mencintai lo. Pikirin mereka yang mencintai lo aja. Terlahirdengan nama lengkap Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro, lahir pada tanggal 5 Februari 1985 di Funchal adalah seorang pemain sepakbola berkebangsaan Portugal. anak dari Maria Dolores dos Santos Aveiro dan José Dinis Aveiro. Dia memiliki kakak laki-laki bernama Hugo, dan dua kakak perempuan, Elma dan Liliana Cátia. Buahhati pertamanya, Ahmad Irvan (4), mengidap hydrocephalus sejak usia tiga bulan. Ipan, panggilan anaknya itu, kini sehari-hari hanya bisa telentang. Kadang tangisan keluar dari mulutnya atau sesekali sebentuk senyum merekah di mulut mungilnya. "Bisanya ya cuma ini. Kadang keluar suara kayak kucing. Site De Rencontre Gratuit Tarn Et Garonne. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kisah hidupku dari kecil sampai saat iniNama saya molla arurelia, biasanya di panggil Molla saya lahir pada tanggal 25november 1999 dibandung. Masa kecil saya tidak jauh beda dengan anak anak lainnya, atau jg masa saya Masi Bayi, saya diasuh oleh ibu saya,beliau sangat sayang kepada umur 3-4tahun saya bru bisa berbicara, dan yang lucunya pada saat baru bisa berbicara pertama kali bisa mengucapkan kata "Enda" dan "Yayah". Setelah saya umur 6 tahun saya masuk TK taman kanak" waktu TK saya sangat pendiam dan selalu menjauh dari orang" karna takut tidak mempunyai temen ,tetapi ada satu teman perempuan yg bernama Mila dan dia sangat baik kepada saya ternyata dia tetanggaku. Suatu hari aku bertemu Milla dia menyapa ku dengan lembut dia temen terbaik ku dia juga yang mengajarkanku berbuat baik kepada siapapun,aku senang mengenal suatu hari aku bisa bertemu kembali denganmu Setelah melewati masa" tk saya masuk sekolah dasar pada umur 7 tahun waktu itu saya sudah bisa membaca jadi saat pelajaran membaca saya tidak pernah di suruh ke depan seperti temen" hari pun berlalu saya sangat nyaman belajar disini karna mempunyai ibu guru yang menyayangiku dan temen tamat sekolah dasar saya memasuki sekolah menengah pertama SMP, suasannya sangat ramai dan muridnya cukup banyak,tetapi di SMP dalam waktu seminggu aku dapat akrab tidak begitu akrab ada juga yang tidak suka dengan ku dia bernama Morin dia tidak pernah menyapaku atau bermain bersama tak apa aku senang bisa mengenal dia walaupun tidak seakrab saat masuk SMP ada kegitan yang di namakan MOS atau masa orientasi siswa. Di SMP Alhamdulillah aku sering mendapat peringkat 2 dan 3 karena ibu ku yang selalu memberi support dan dukungan harus bersungguh-sungguh dalam melakukan belajar agar hasilnya memuaskan ,ketika selsesai ujian aku lebih banyak diam di rmh berbeda dengan SD aku selalu keluyuran kemana mana tanpa mengenal waktu. Setelah lulus SMP aku memulai bersekolah SMA ,yaitu SMAN 1 Bandung berbeda dengan SD dan SMP di SMA kita didik untuk lebih disiplin,karena agar kita siap ketika memasuki dunia kerja, dan waktu memilih jurusan aku memilih masuk kelas IPA Ternyata aku bertemu dengan teman lamaku yaitu Milla dulu kita sering bermain bersama sampai tidak tau waktu cukup banyak kenangan yang kita lalui seperti bermain,beljar. dan ada momen yang tak terlupakan dia mengajarkan ku melukis mengambar dan disitu aku mempunyai hobi melukis aku senang bisa bersama lagi dengan Milla temen TK ku dlu ,hati ku sangat senang bisa berjumpa dengan Milla bisa mengajarkan ku lebih banyak lagi dalam melukis .SMA ini lah untuk pertma kalinya aku mendapatkan peringkat 1 di waktu kelas 1 mengalami banyak penurunan di SMA itu peraturannua sangat ketat dan guru di siplinya sering marah marah tetapi meski marah itu semua demi kebaikan aku dan murid SD SMP dan SMP sekarang SMA aku mengalami banyak kenangan . belajar bersama diskusi bersama ngobrol bersama pengetahuan serta pengalaman yang sangat berharga dan juga banyak kenangan yang tak terlupakan dan tak tergantikan . Lihat Fiksiana Selengkapnya Saya akan menceritakan kisah singkat hidup saya dari kecil hingga saat ini..... Nama saya Muhammad Rakha, biasa dipanggil Rakha, saya lahir pada tanggal 10 Agustus 2003 di Jakarta. Masa kecil saya tidak jauh beda dengan anak-anak kecil yang lainnya, artinya normal, tidak lain dari yang lain. Saat saya berumur 6 tahun, saya masuk sekolah TK Taman Kanak-kanak, waktu TK saya sangat aktif dan tidak mau mengalah, dan waktu TK saya sangat senang dengan pelajaran menggambar. Pada masa-masa TK saya sudah mandiri,,artinya berangkat dari rumah ke TK sendiri tanpa diantar orang tua seperti anak-anak lainnya, dan pulang kerumah sendiri, saya tidak pernah menangis seperti teman-teman yang lainnya. Setelah melewati masa-masa TK, saya lanjut ke SD Sekolah Dasar pada umur 6 tahun, waktu itu saya sudah bisa membaca, jadi pada saat pelajaran membaca, saya tidak pernah disuruh maju kedepan kelas untuk membaca seperti teman-teman yang lainnya, dan itu membuat saya salah sangka pada guru saya, saya mengira kalau guru saya tidak menganggap saya, sampai akhirnya saya tidak mau sekolah lagi. Ketika saya berumur 10 tahun atau pada saat kelas 5 SD, ada murid pindahan dari Jawa. Namanya adalah Desti. Dia adalah orang yang sangat cantik, baik, dan suka menolong. Kami memiliki banyak kesamaan sehingga kami menjadi sahabat. Lalu saya masuk ke sekolah menengah pertama, yang berada di daerah Setiabudi, selama 3 tahun saya selalu menikmati kegiatan setiap harinya disekolah. Dan setiap saya naik kelas pasti saya akan memiliki teman baru karena selalu diacak setiap naik kelas. Akhir semester pun tiba dan saatnya Ujian Nasional. Sebenarnya saya tidak punya tujuan ingin masuk ke SMA ataupun SMK manapun. Yang terpenting adalah saya mendapatkan NEM yang bagus. Setelah ujian nasional, tiba lah waktu pengumuman NEM. Satu hari sebelum pengumuman, saya selalu berdoa agar mendapatkan NEM yang terbaik. Akhirnya saya pun mendapatkan NEM yang bisa dibilang lumayan bagus. Tapi karena saya tidak punya tujuan ingin masuk SMA/SMK, orang tua saya mendaftarkan ke SMK 47 NEGERI JAKARTA jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran BDP. Mungkin hanya itu kisah singkat hidup saya dari kecil hingga saat ini. Muhammad________Rakha Giveaway skin alucard lone hero sampai S15 Asalammualaikum Saya akan menceritakan kisah saya dari kecil hingga saat ini. Ketika itu saya lahir pada hari Jum'at, tanggal 23 Desember 1994 Jam WIB di Rumah Sakit Diesel Priuk, Jakarta Utara. Nama saya Deni Reja Afrija dan di panggil Aden, anak pertama dari tiga bersaudara, nama Adik-Adik saya Rahmayanti Ningrum dan Eva Sahla Rizkia dan nama orang tua saya Ahmad Fatoni Yudi dan Rostiana. Sekarang saya berumur 17 tahun, tinggal di Pondok Ungu Permai dan sedang menjalani Kuliah di Universitas Gunadarma Kalimalang, Bekasi. Mau tau kenapa saya di panggil Aden? karena nama Aden itu adalah nama anak raja di kerajaan sunda hehe bisa juga di artikan AA DENI hehe D Awalnya nama saya adalah Raden Reja Afrija ? namun di ganti dengan nama Deni Reja Afrija karena terlalu woow banget nama Aden kayak anak raja banget ? Alhamdulillah nama saya membawa berkah kalau arisan dapet awal trus hehe. Dan satu lagi arti nama Deni Reja Afrija adalah HARAPAN. Yang memberi nama saya adalah kakek saya bapaknya papah saya. Langsung saja baca kisah perjalanan hidup saya ya ? seru loh.... Ketika umur 1-2 tahun saya di ajarkan mengaji oleh kakek saya, sehingga pada umur 2 tahun saya telah hafal Juz'Amma namun ketika umur 4 tahun saya lupa semuanya di karenakan Mati Suri sedih ya Keluarga saya pun menangis histeris, namun Allah berkehendak lain, saya pun di hidupkan kembali ALHAMDULILLAH. Ketika itu saya seperti orang yang baru kenal keluarga lalu akhirnya ingat kembali dengan keluarga karena slalu di ingatkan kembali. Dan tepatnya pada tanggal 27 april 1998 saya mempunyai adik perempuan yang bernama Rahmayanti Ningrum namun ketika itu nenek saya yang bernama juga meninggal "padahal baru berapa hari saya mati suri" dan sangat sedih karena Ia adalah orang ke dua setelah orang tua saya yang slalu menjaga saya. Waktu nenek saya meninggal, saya seperti orang kehilangan? karena slalu mencari nenek saya yang saya panggil NDE sampai ke kolong tempat tidur. Setelah beberapa hari saya seperti orang stres akhirnya sayapun di rukiyah "kata orang tua saya" sedih ya jadi saya dan akhirnya saya pun seperti lupa dengan nenek. ketika adik saya baru lahir dan nenek saya meninggal, saya slalu sakit-sakitan. Saya itu adalah orang yang sering sakit-sakitan? maklum anak pertama. Saat kecil saya slalu di rawat di rumah sakit. sakit saya yang paling parah adalah step atau kejang-kejang *PADAHAL UDAH MATI SURI YA? tapi tetap sakit-sakitan, namun kini saya sehat wal'afiat. Ketika saya telah sembuh dari penyakit saya dan pada umur 4 tahun setengah Orang Tua saya langsung mendidik saya dan saya mulai menjalani pendidikan di AL-IMAN, Priuk. Saya lupa masa-masa TK hehehe "intinya waktu TK saya pernah kenal sama orang ambon yang namanya Paijo dan selalu adu panco setiap hari". Sejak saya lahir keluarga saya masih tinggal bersama kakek saya dan pada umur 5 tahun setengah saya pun masuk SD, di PAGI SEMPER BARAT, priuk. Tingkah saya waktu SD masih seperti anak-anak, dan mulai belajar naik sepeda. Ketika itu papah yang mengajarkan saya naik sepeda, namun ada hal lucu yang saya ingat sampai sekarang yaitu saya jatuh menabrak tong sampah lalu kecebur ke got di karenakan papah membiarkan saya belajar sendiri, " ya itulah hal yang menurut saya lucu" hehe sesampainya di rumah atau setelah belajar sepeda saya dan papah makan masakan mamah paling enak yaitu Nasi Goreng. Hingga saat ini pun makanan favorit saya adalah nasi goreng buatan mamah. hehe Setelah waktu semakin berlalu Orang Tua saya berniat untuk pindah ke daerah Bekasi, namun akan pindah setelah saya di sunat. Pada umur 7 tahun Alhamdulillah telah di sunat dan keesokan harinya saya dan keluarga pun pindah. Jujur ketika saya pindah, saya sedih karena kakek saya tinggal hanya bersama anaknya yang bontot adik papah. Kakek saya adalah orang yang berjasa buat saya karena telah mengajarkan saya SHOLAT walaupun orang tua saya yang mendidik saya namun kakek saya yang mengajarkan sholat karena secara fisik saya mirip dengan kakek saya yang bernama Ketika tahun 2002 saya dan keluarga pun pindah ke daerah Puri Harapan, Bekasi Utara. Ketika seminggu kemudian kakekku menyusul ke Bekasi dengan rasa rindu yang amat sangat terasa, saya sedih dan nangis ketika mengingat hal ini karena ini adalah kesedihan beserta rindu yang amat dalam saat keluargaku bertemu kembali di rumah yang berbeda. Kakekku 3 hari nginep di rumah baruku, kami senang bercampur sedih karena di Priuk Ia merasa kesepian karena kami cucu yang menemani Ia selama di tinggal Nenek. Hari demi hari telah berlalu, keluargaku selalu menengok kakek dalam waktu seminggu 1x. Pada tanggal 1 April 2004, lagi-lagi saya dan keluarga berduka tapi kali ini seorang bapak dari mamah yang tinggal di Banten dan dirinya saya panggil Apa Nde saya sedih bercampur terharu karena Ia meninggal dalam keadaan Sholat subuh. Saya rela meninggalkan UAS 3 hari dan pulang ke kampung halaman dalam suasana duka. Lalu pada tanggal 3 Agustus 2004, saya mempunyai adik perempuan lagi yang namanya Eva Sahla Rizkia di panggil kriting karena mirip dengan papah saya rambutnya hehe. Pada tahun 2006 saya lulus SD di ASIH 06, saya senang dan masuk SMP di SMPN 3 BABELAN. Masa-masa SMP adalah masa-masa saya mulai merasakan jatuh cinta untuk yang pertama kali, tepatnya waktu kelas 3 SMP. Saya merasakan jatuh cinta sama seorang wanita yang bernama Windy Novianti dan akhirnya pun pacaran. Pada tahun 2009 kami senang bisa lulus bersamaNya namun Saya melanjutkan sekolah di SMAN 1 TARUMAJAYA dan Windy sekolah di SMK FARMASI, kita pun beda sekolah namun sampai saat ini rumahnya dekat sekitar 5 menit. Beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 2011 di saat saya kelas 3 SMA kakek saya yang saya panggil ABAH sudah mulai tua dan sakit-sakitan sehingga di rawat di PRIUK. Saya dan keluarga slalu menjenguk abah namun kamipun akhirnya berduka karena kepergian kakek yang penah mengajarkan saya sholat, Ia meninggal karena sakit dan lagi-lagi dalam keadaan sholat subuh. kejadian ini yang membuat motivasi saya slalu mengkhatamkan Al-Qur'an dan Alhamdulillah setiap bulan puasa saya khatam Al-Qur'an. Saya sedih dan menangis ketika mengaji dan ada nama kakek saya dalm al-qur'an, saya slalu terbayang dengannya dan amanat darinya adalah " Den jangan merokok dan meninggalkan sholat " . Waktu pun berlalu begitu indah bercampur sedih setelah kepergian kakek dan ketika itu masa-masa SMA hampir usai dan masa-masa paling indah adalah SMA. Saya menemukan sahabat yang saya banggakan, slalu susah senang bersama contohnya Ketika teman sakit saling menjenguk atau ketika teman membutuhkan duit saling memberi dan ketika jalan-jalan ke puncak bersama-sama sahabat saya itu adalah momen yang paling indah ketika SMA karena di saat ke puncak saya beserta sahabat-sahabat konfoi naik motor ke puncak bogor. Kami di sana senang-senang contohnya foto-foto, bermalam di Masjid At-ta'awun dalam suasana dingin. Ada hal yang menarik dan lucu yaitu ketika kami bermalam di Masjid di karenakan tidak mendapatkan Villa dan juga ketika pagi telah tiba kami ber8 mencari sarapan dan membeli nasi uduk di persimpangan, singkatnya setelah makan nasi uduk saya dan teman-teman berniat tidur hingga zuhur. Saya pun berdiskusi Saya Bu, Maaf sebelumnya kami ingin numpang tidur hingga zuhur ? karena tidak dapat villa apakah boleh ? Ibu tukang nasi uduk aduh silahkan, tidak apa-apa nak akhirnya kami semua tidur hingga jam Wib lalu pamit pulang dan alhamdulillah sampai di rumah masing-masing dengan selamat walaupun ada kejadian ban motor saya meletus. masa-masa indah SMA hampir berlalu, ada beberapa teman yang selalu menawarkan rokok namun saya tolak karena saya tidak bisa merokok. Pada bulan Mei 2012 saya dan teman-teman menyatakan LULUS dengan hasil yang memuaskan, Lalu konfoi dan coret-coretan serta tanda tangan teman-teman. Setelah lulus-lulusan SMA, Saya bingung mencari PERGURUAN TINGGI NEGERI ? namun saya mencoba ikut PTN dan UJIAN MANDIRI di UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA, tetapi hasilnya tidak memuaskan, usaha saya masuk PTN gagal total tapi saya senang dapat pengalaman. Akhirnya saya mencari PERGURUAN TINGGI SWASTA dan akhirnya saya menemukannya yaitu di UNIVERSITAS GUNADARMA, kalimalang Bekasi. Di sini saya memilih FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI, JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA dan saya menemukan arti hidup yang sesungguhnya, mempunyai teman baru yang mau mengajarkan tentang ilmu atau juga sharing dan senang kenal senior yang mau membimbing mahasiswa baru Teknik Informatika terutama HIMTI dan juga mendapatkan Ilmu yang sangat bermanfaat dari Dosen-Dosen di sini. Lebaran tahun ini akan menjadi momen yang paling berharga di hidupku, karena saya menjalani puasa dan lebaran dengan hikmat, ziarah ke makam abah,nde dan apa nde, khatam Al-Qur'an dan THR nya banyakkkkk hehehe D. Sekarang nenek saya sisa satu yaitu NDE ibunya mamah namanya ia sekarang adalah nenek satu-satunya yang memberikan kasih sayang saat ini. Ini memang kisah nyata di kehidupan saya, saya ingat karena di ceritakan oleh Orang Tua saya dan saya. Penuh lika-liku ya ?? hehe itulah hidup, ngga selamanya di atas, ngga selamanya terpuruk. Jika kalian baca cerita saya di atas, coba deh berfikir "Dibalik kesedihan saya slalu ada kesenangan", Alhamdulillah ada hikmah dan berkahnya. Sekarang niat saya adalah sukses agar bisa mengganti jasa orang tua saya, impian saya memberangkatkan haji kedua orang tua saya dan cita-cita saya adalah menjadi Ustad yang berbasis IT, hehe Amin. Terimakasih telah membaca kisah perjalanan hidup saya. Walaikumsalam Saya lahir di dalam sebuah rumah balak di Liberty, sebuah pekan yang sangat kecil di Indiana, Semasa saya lahir, ibu bapa saya sudah ada seorang anak lelaki dan dua orang anak perempuan. Kemudian, saya mendapat dua orang adik lelaki dan seorang adik perempuan. SEPANJANG zaman persekolahan saya, tidak banyak perubahan berlaku di pekan saya. Orang yang bersamamu di darjah satu akan tamat sekolah bersamamu. Kamu tahu nama kebanyakan orang di pekan, dan mereka pun kenal kamu. Saya ada enam orang adik-beradik, dan belajar kemahiran berkebun semasa muda Pekan Liberty dikelilingi ladang kecil yang kebanyakannya ladang jagung. Semasa saya lahir, Ayah bekerja untuk seorang peladang tempatan. Semasa remaja, saya belajar memandu traktor dan belajar kemahiran berkebun yang asas. Ayah berusia 56 tahun semasa saya lahir, dan Mak pula berusia 35 tahun. Walaupun Ayah tidak muda, dia sihat dan tegap. Dia suka bekerja keras, dan dia ajar kami untuk menghargai sifat itu juga. Pendapatannya tidak banyak, tetapi dia memastikan kami ada tempat tinggal, pakaian, dan makanan, dan dia selalu bersama kami. Ayah meninggal pada usia 93 tahun, dan Mak meninggal pada usia 86 tahun. Mereka berdua tidak menyembah Yehuwa, tetapi salah seorang daripada adik lelaki saya berkhidmat sebagai penatua sejak aturan penatua bermula pada awal tahun 1970-an. SEMASA SAYA KECIL Mak rajin sembahyang dan akan membawa kami ke gereja Baptis setiap hari Ahad. Saya dengar tentang Tritunggal buat kali pertama semasa berusia 12 tahun. Saya ingin faham ajaran itu, jadi saya tanya Mak, “Bagaimana Yesus boleh jadi Anak dan Bapa pada masa yang sama?” Saya ingat Mak jawab, “Nak, ini misteri. Kita tidak akan memahaminya.” Memang itu misteri! Meskipun begitu, saya masih dibaptis pada usia 14 tahun. Saya direndam tiga kali untuk Tritunggal di sebatang sungai kecil! 1952—Pada umur 17 tahun sebelum menyertai tentera Semasa di sekolah menengah, seorang kawan yang merupakan petinju profesional ajak saya cuba meninju, jadi saya mula berlatih lalu menyertai kelab petinju Golden Gloves. Saya tidak pandai meninju, jadi saya putus asa selepas beberapa kali. Kemudian, saya dikerah menyertai tentera dan dihantar ke Jerman. Di situ, saya dimasukkan ke akademi pegawai tanpa tauliah, kerana atasan saya berasa saya ada bakat memimpin. Mereka mahu saya membina kerjaya dalam bidang tentera, tetapi saya tidak mahu. Jadi selepas tamat tempoh dua tahun, saya bersara secara terhormat pada tahun 1956. Tetapi tidak lama kemudian, saya menyertai khidmat tentera yang sangat berbeza. 1954-1956—Berkhidmat selama dua tahun dalam Tentera LEMBARAN HIDUP BAHARU Sebelum mengenali kebenaran, saya telah belajar untuk kelihatan macho, iaitu gambaran lelaki sejati menurut wayang dan pandangan masyarakat. Bagi saya, penginjil tidak cukup macho. Tetapi kemudian saya belajar sesuatu yang mengubah hidup saya. Suatu hari, semasa saya memandu kereta merah saya di pekan, dua orang gadis yang saya kenal melambai-lambai kepada saya. Mereka ialah adik perempuan kepada suami kakak saya, dan mereka ialah Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka pernah beri saya majalah Watchtower dan Awake!, tetapi saya rasa isi Watchtower terlalu dalam. Kali ini, mereka jemput saya untuk menghadiri Pembelajaran Buku Sidang, iaitu pertemuan kecil di rumah mereka untuk mengkaji dan membincangkan Bible. Saya kata saya akan mempertimbangkan jemputan mereka. “Kamu janji?” tanya dua orang gadis itu sambil tersenyum. Saya jawab, “Ya, saya janji.” Saya agak menyesal, tetapi saya mahu menepati janji. Jadi saya pun hadir pada malam itu. Saya sangat kagum dengan kanak-kanak di situ. Saya tidak percaya mereka begitu pandai tentang Bible! Setelah pergi gereja begitu lama dengan Mak, pengetahuan Bible saya sikit sahaja. Sekarang saya mahu tahu lebih banyak, jadi saya setuju untuk belajar Bible. Awal-awal lagi saya diberitahu bahawa nama Tuhan Yang Maha Kuasa ialah Yehuwa. Dahulu semasa saya tanya Mak tentang Saksi-Saksi Yehuwa, dia kata, “Oh, mereka sembah seorang lelaki tua yang bernama Yehuwa.” Sekarang, barulah mata saya terbuka! Saya maju dengan cepat kerana saya tahu saya sudah menemui kebenaran. Hampir sembilan bulan setelah menghadiri perjumpaan itu, saya dibaptis pada Mac 1957. Pandangan saya terhadap kehidupan telah berubah. Semasa terfikir tentang perangai macho saya dahulu, saya bersyukur kerana Bible mengajar saya maksud sebenar lelaki sejati. Yesus sempurna, dan semua “abang macho” di dunia ini akan kalah teruk jika dibandingkan dengan kekuatan dan tenaganya. Tetapi dia tidak bergaduh. Sebaliknya, semasa “dia diseksa dan ditindas,” dia menanggungnya dengan sabar, seperti yang dinubuatkan. Yes. 532, 7 Saya belajar bahawa pengikut sejati Yesus perlu “baik hati terhadap semua orang.”​—2 Tim. 224. Tahun berikutnya, tahun 1958, saya mula merintis, tetapi tidak lama kemudian saya perlu berhenti seketika. Mengapa? Kerana saya memutuskan untuk berkahwin. Siapa isteri saya? Gloria, salah seorang daripada dua orang gadis yang mengajak saya ke Pembelajaran Buku Sidang! Saya tidak pernah menyesali keputusan itu. Gloria telah menjadi permata hati saya sejak hari itu sampai sekarang. Bagi saya, dia seperti batu permata Hope, salah satu intan yang termahal di dunia, dan saya sangat gembira kerana dapat mengahwininya. Sekarang, Gloria akan menceritakan serba sedikit tentang dirinya “Saya ada 16 orang adik-beradik, dan Mak ialah seorang Saksi yang setia. Dia meninggal semasa saya berumur 14 tahun, ketika Ayah baru mula belajar Bible. Memandangkan Mak sudah tiada, Ayah meminta pengetua sekolah membenarkan saya dan kakak saya, yang di kelas menengah tinggi, menghadiri kelas secara selang-seli setiap hari. Dengan itu, salah seorang daripada kami dapat jaga adik-adik di rumah dan menyiapkan makanan malam sebelum Ayah pulang dari kerja. Pengetua kami setuju, maka kami mengikut aturan itu sehingga kakak saya tamat sekolah. Dua keluarga Saksi telah mengajar kami Bible, dan 11 orang antara kami adik-beradik telah menjadi Saksi. Saya suka menginjil, tetapi saya ini pemalu. Jadi, Sam bantu saya mengatasinya secara beransur-ansur.” Saya dan Gloria berkahwin pada Februari 1959 dan mula merintis bersama-sama. Pada bulan Julai tahun itu, kami memohon untuk khidmat Bethel, kerana kami ingin berkhidmat di ibu pejabat sedunia. Seorang saudara yang pengasih di Bethel, Simon Kraker, telah menemu duga kami. Dia memberitahu kami bahawa Bethel tidak mengambil pasangan suami isteri pada waktu itu. Keinginan kami untuk berkhidmat di Bethel tidak pernah pudar, tetapi kami perlu tunggu sangat lama sebelum hasrat itu tercapai! Semasa kami menulis kepada ibu pejabat sedunia dan minta dihantar ke tempat yang lebih memerlukan bantuan, kami hanya diberi satu pilihan Pine Bluff, Arkansas. Ketika itu, ada dua buah sidang di situ​—sidang orang putih dan sidang orang berkulit hitam. Kami dihantar ke sidang orang berkulit hitam, yang ada kira-kira 14 orang penyiar. MENGHADAPI MASALAH PENGASINGAN KAUM Mengapakah sidang Saksi-Saksi Yehuwa dibahagikan mengikut bangsa? Jawapannya secara ringkas ialah Kami tiada pilihan pada zaman itu. Pertemuan yang dihadiri pelbagai bangsa diharamkan di sisi undang-undang dan mungkin mencetuskan keganasan. Di banyak tempat, jika saudara saudari berbilang bangsa berkumpul untuk beribadat, Dewan Perjumpaan mereka mungkin dimusnahkan, dan hal itu pernah berlaku. Jika Saksi berkulit hitam menginjil dari rumah ke rumah di kawasan orang putih, mereka akan ditahan dan mungkin dibelasah. Jadi, untuk melakukan kerja penyebaran, kami mematuhi undang-undang dan berharap keadaannya akan berubah suatu hari nanti. Semasa kami menginjil di kawasan orang berkulit hitam, ada kalanya kami terketuk pintu orang putih, jadi kami perlu segera memutuskan sama ada kami akan membuat penyampaian yang singkat atau meminta maaf lalu beredar. Itulah cabaran di sesetengah tempat pada masa itu. Kami perlu bekerja keras untuk cari makan dan terus merintis. Kebanyakan kerja kami membayar gaji tiga dolar sehari. Gloria membuat kerja pembersihan di beberapa tempat, dan saya dibenarkan membantunya di salah sebuah rumah supaya kerjanya disiapkan dengan lebih cepat. Kami diberi bekal makanan tengah hari untuk dikongsi sebelum beredar. Setiap minggu, Gloria akan menyeterika baju untuk sebuah keluarga. Saya pula membuat kerja di luar seperti mencuci tingkap dan sebagainya. Di rumah sebuah keluarga orang putih, Gloria akan cuci tingkap dari dalam manakala saya akan cuci dari luar. Kerja itu makan masa sepanjang hari, jadi kami diberi makanan tengah hari. Gloria akan makan di dalam rumah tetapi berasingan dengan keluarga itu, dan saya pula makan di luar. Saya tidak kisah pun. Makanan itu sedap, dan keluarga itu baik. Mereka hanya terkunci oleh sistem dan fikiran zaman itu. Pernah sekali selepas kami isi minyak kereta di stesen minyak, saya tanya pekerja di sana sama ada Gloria boleh guna tandas. Orang itu pandang saya dengan garang dan kata, “Sudah kunci.” KEBAIKAN HATI YANG TETAP DIKENANG Meskipun begitu, kami sangat menikmati kerja penyebaran dan pergaulan bersama rakan seiman. Apabila kami baru sampai di Pine Bluff, kami tinggal dengan hamba sidang di situ. Isterinya bukan Saksi, jadi Gloria mula belajar bersamanya. Saya pula belajar dengan anak perempuan dan menantu mereka. Akhirnya, ibu itu dan anak perempuannya telah dibaptis. Kami ada kawan baik dalam sidang orang putih. Mereka akan jemput kami makan di rumah, tetapi hanya semasa hari sudah gelap. Pada zaman itu, Ku Klux Klan KKK, sebuah pertubuhan yang suka membangkitkan semangat perkauman dan keganasan, sangat aktif. Saya ingat pada suatu malam Halloween, saya nampak seorang lelaki sedang duduk di depan rumahnya dengan memakai kain putih berhud, pakaian yang biasa digunakan oleh ahli KKK. Tetapi keadaan itu tidak menghalang saudara saudari daripada bermurah hati. Pernah sekali, kami tidak cukup wang untuk pergi ke konvensyen, jadi seorang saudara membeli kereta Ford tahun 1950 kami untuk membantu kami. Sebulan kemudian, setelah penat berjalan dari rumah ke rumah di bawah panas terik dan mengadakan pembelajaran Bible, kami pulang dan nampak kereta kami di depan rumah! Di atas cermin kereta terdapat satu nota “Terimalah kereta kamu sebagai hadiah daripadaku. Saudaramu.” Saya juga tidak akan lupa apa yang berlaku pada tahun 1962, semasa saya dijemput untuk menghadiri Sekolah Bible untuk Saudara Terlantik di Lansing Selatan, New York. Kursusnya mengambil masa satu bulan dan bertujuan melatih saudara yang menyelia sidang, litar, dan distrik. Tetapi saya menganggur dan tidak cukup wang ketika itu. Sebuah syarikat telefon di Pine Bluff telah menemu duga saya dan memutuskan untuk mengupah saya sebagai pekerja berkulit hitam yang pertama dalam syarikat mereka. Apakah yang harus saya buat? Saya tiada wang untuk pergi ke New York, jadi saya bercadang untuk menerima kerja itu dan tidak pergi ke Sekolah Bible. Semasa saya hendak menulis surat untuk menolak jemputan itu, sesuatu yang sangat istimewa telah berlaku. Seorang saudari di sidang kami, yang suaminya tidak seiman, mengetuk pintu kami pada satu pagi dan memberi saya sebuah sampul berisi wang. Selama berminggu-minggu, dia dan beberapa anak kecilnya bangun pagi-pagi buta untuk mencabut lalang di ladang kapas supaya mereka dapat mengumpulkan wang bagi saya untuk pergi ke New York. Saudari itu berkata, “Belajarlah banyak-banyak di sekolah supaya kamu dapat pulang dan ajar kami nanti!” Kemudian, saya bertanya kepada syarikat telefon itu sama ada saya boleh mula bekerja lima minggu lebih lewat. Jawapannya sangat jelas “Tidak!” Tetapi saya tidak kisah. Saya sudah membuat keputusan, dan saya sangat gembira kerana tidak menerima kerja itu! Beginilah cerita Gloria tentang masa kami di Pine Bluff “Saya jatuh cinta dengan kawasan itu! Saya ada 15 hingga 20 orang pelajar Bible. Selepas menginjil dari rumah ke rumah pada sebelah pagi, kami akan mengadakan pembelajaran Bible, kadang-kadang sampai pukul 11 malam. Saya sangat suka khidmat ini dan ingin terus melakukannya. Sebenarnya saya keberatan untuk menyertai kerja lawatan, tetapi Yehuwa ada rancangan lain untuk kami.” KEHIDUPAN DALAM KERJA LAWATAN Semasa merintis di Pine Bluff, kami memohon untuk menjadi perintis khas. Kami rasa itulah hala tuju kami dan kami sangat menantikannya. Mengapa? Sebab penyelia distrik mahu kami berkhidmat dalam sebuah sidang di Texas sebagai perintis khas. Tetapi setelah lama menunggu, peti surat kami kosong sahaja. Akhirnya, pada Januari 1965, kami menerima sepucuk surat. Kami ditugaskan untuk buat kerja litar! Saudara Leon Weaver, kini koordinator Jawatankuasa Cawangan juga menjadi penyelia litar pada masa yang sama. Saya sangat gementar setelah diberi tugasan ini. Kira-kira setahun sebelum itu, James A. Thompson, Jr., penyelia distrik kami, telah memeriksa kelayakan saya. Dia memberitahu saya sesetengah aspek yang perlu saya tingkatkan dan menyebut kemahiran yang diperlukan oleh penyelia litar. Tidak lama selepas saya mula membuat kerja lawatan, saya sedar nasihatnya memang berguna. Selepas saya dilantik, Saudara Thompson menjadi penyelia distrik pertama yang berkhidmat bersama saya. Banyak yang saya belajar daripada saudara yang setia itu. Saya menghargai bantuan daripada saudara rohani yang setia Waktu itu, penyelia litar tidak diberi banyak latihan. Selama satu minggu, saya memerhatikan bagaimana seorang penyelia litar membuat lawatannya. Minggu seterusnya dia akan melihat bagaimana saya melawat sidang yang lain dan memberi saya cadangan. Selepas itu, kami harus membuat lawatan tanpa bantuannya. Saya pernah beritahu Gloria, “Kenapa dia harus tinggalkan kami sekarang?” Namun, saya kemudiannya belajar sesuatu Jika kamu rela dibantu, kamu selalu akan jumpa saudara-saudara yang baik, yang dapat membantu kamu. Saya masih menghargai bantuan daripada saudara yang berpengalaman, seperti J. R. Brown yang membuat kerja lawatan ketika itu, dan Fred Rusk dari Bethel. Semangat perkauman sangat membara masa itu. Pernah sekali, KKK mengadakan perarakan semasa kami melawat sebuah pekan di Tennessee. Pada masa lain, semasa kumpulan menginjil kami berehat di restoran, saya pergi ke tandas. Tiba-tiba, seorang lelaki berbadan besar dan ada tatu yang membanggakan orang putih, berdiri dan mengekori saya. Tetapi seorang saudara orang putih, yang saiznya jauh lebih besar daripada saya dan lelaki itu, segera datang dan tanya, “Saudara Herd, semuanya ok?” Lelaki itu cepat-cepat beredar tanpa menggunakan tandas. Selama ini, saya telah melihat bahawa sikap prasangka tiada kaitan dengan kulit kita; semuanya disebabkan dosa Adam yang menjangkiti kita. Saya juga belajar bahawa saudara kita tetap saudara kita, tidak kira warna kulit mereka, dan mereka sanggup mati untuk kita jika perlu. SEKARANG KAYA Kami menghabiskan 33 tahun dalam kerja lawatan, termasuk 21 tahun dalam kerja distrik. Sepanjang masa itu, hidup kami kaya dengan berkat dan pengalaman yang menggalakkan. Namun, ada satu lagi berkat yang bakal tiba. Pada Ogos 1997, hasrat yang tersimpan sekian lama akhirnya dikabulkan. Hampir 38 tahun selepas permohonan kami yang pertama, kami dijemput ke Bethel Amerika Syarikat. Bulan berikutnya, kami mula bekerja di Bethel. Saya sangka saya hanya akan berkhidmat untuk sementara sahaja, tetapi saya sudah silap. Gloria, permata hatiku dari dulu sampai sekarang Mula-mulanya, saya ditugaskan ke Bahagian Kerja Penyebaran. Saya belajar banyak hal di situ. Saudara-saudara dalam bahagian itu perlu mengurus banyak soalan yang sensitif dan rumit daripada badan penatua dan penyelia litar di seluruh negara. Saya bersyukur kerana mereka sangat sabar dan rela melatih saya. Namun, saya rasa jika saya ditugaskan ke situ lagi, saya masih seperti budak baru belajar. Saya dan Gloria suka kehidupan di Bethel. Kami sudah biasa bangun awal, dan tabiat itu memang sesuai untuk kerja Bethel. Kira-kira setahun kemudian, saya menjadi pembantu kepada Jawatankuasa Penyebaran bagi Badan Pimpinan, dan dilantik sebagai ahli Badan Pimpinan pada tahun 1999. Tugasan ini mengajar saya banyak perkara, tetapi pengajaran terpenting yang sentiasa saya ingat ialah Kepala sidang Kristian bukanlah mana-mana manusia, melainkan Yesus. Sejak tahun 1999, saya berpeluang menganggotai Badan Pimpinan Saya rasa hidup saya agak mirip dengan Nabi Amos. Yehuwa telah memerhatikan seorang gembala miskin yang menjaga sejenis pokok ara yang buahnya hanya dimakan orang miskin. Tetapi Tuhan melantiknya sebagai nabi, tugasan yang cukup istimewa. Amo. 714, 15 Begitu juga, Yehuwa memerhatikan saya, anak seorang peladang miskin di Liberty, Indiana, dan melimpahi saya dengan berkat yang tidak terkira! Ams. 1022 Saya memang orang miskin semasa kecil, tetapi sekarang saya dilimpahi kekayaan rohani yang tidak pernah saya bayangkan!

kisah hidup sejak kecil sampai sekarang