kisah luqman merupakan teladan pendidikan orang tua kepada
Hasilpenelitian menunjukkan: (1) Isi kandungan Al Quran Surat Al Isra. ayat 23-24 adalah penanaman tauhid, dan pendidikan akhlak terhadap orang tua. Penanaman tauhid, yakni menyembah hanya kepada Allah, tidak kepada tuhan. yang lain. Pendidikan akhlak terhadap orang tua mencakup berbuat baik kepada.
Kisahluqman merupakan teladan pendidikan orang tua kepada. Question from @Aditya332 - Sekolah Dasar - B. arab
Viewflipping ebook version of Kisah Teladan Luqman [PAI SD Kelas 5] published by syamsul2812 on 2022-05-11. KISAH TELADAN LUQMAN Pendidikan Agama Islam Kelas 5 SDN 3 Nasol Oleh ASEP SAMSUL UMAM, S.Pd.I KOMPETENSI DASAR dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar ayah nabi Ibrahim a.s. Luqman hidup selama 1.000 tahun. Ia
TPANur-Hidayah merupakan yayasan pendidikan al-Quran yang berada dibawah naungan pengurus Masjid Al-Qomar View Nur Hidayah Hj Samion's profile on LinkedIn, the world's largest professional community Yowhatzupppp Mamen Magirl Temu lagi bersama tante ismi iya tante ismi yang alay dan lebay bet ituu😊 subscribe chanel adek gue adam karena
Nilainilai pendidikan karakte Tampilan Petugas; Sitasi Cantuman; Kirim via Email; Ekspor Cantuman. Export to EndNote; Favorit; Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kisah Luqman Al-Hakim: Telaah surat Luqman ayat 12-19 . Tersimpan di: Main Author: Rofiqoh, Siti Uswatul:
Site De Rencontre Gratuit Tarn Et Garonne. ArticlePDF AvailableAbstractThe result of this study —library research— showed that the values of Islamic education are contained in the Holy Qur’an surah Luqman. There are at least three basic education, namely aqidah education, syari’ah education and character education. Aqidah education, there are two things 1 prohibition of associating partners with Allah. Luqman al-Hakim himself had to prioritize monotheism education tauhid to his children, 2 believe in the place of hereafter. Luqman ordered his children to believe the reward of all his deeds. Especially retaliation for our gratitude to Him for every blessing and our sense of respect for both parents. Syari’ah Education, there are two things, namely a command set up prayer and amar marūf nahy munkar. Character education, which is the command to ingratitude towards Allah SWT. For all the blessings and grace of God, we should be grateful to Him. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Belajea Jurnal Pendidikan Islam vol. 2, no 02, 2017 STAIN Curup – Bengkulu p-ISSN 2548-3390; e-ISSN 2548-3404 Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Surat Luqman Ahsanul Fuadi dan Eli Susanti Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta ahsanulfuadi elisusanti1992 Abstract The result of this study —library research— showed that the values of Islamic education are contained in the Holy Quran surah Luqman. There are at least three basic education, namely aqidah education, syariah education and character education. Aqidah education, there are two things 1 prohibition of associating partners with Allah. Luqman al-Hakim himself had to prioritize monotheism education tauhid to his children, 2 believe in the place of hereafter. Luqman ordered his children to believe the reward of all his deeds. Especially retaliation for our gratitude to Him for every blessing and our sense of respect for both parents. Syariah Education, there are two things, namely a command set up prayer and amar ma‗rūf nahy munkar. Character education, which is the command to ingratitude towards Allah SWT. For all the blessings and grace of God, we should be grateful to Him. Keywords Luqman al-Hakim; values education, Abstrak Artikel ini merupakan penelitian kepustakaan. Penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan Islam termuat dalam al-Quran Surat Lukman. Setidaknya ada tiga tingkatan yaitu pendidikan aqidah, pendidikan syariah, dan pendidikan karakter. Pendidikan aqidah meliputi dua hal 1 larangan mensekutukan Allah. Lukman Hakim memprioritaskan pendidikan tauhid kepada anak-anak; 2mempercayai hari akhir. Lukman Hakim mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mempercayai balasan atas perbuatan yang dilakukan di dunia. Pendidikan syariah meliputi dua hal, yaitu mendirikan sholat dan amar ma„rūf nahy munkar. Pendidikan karakter meliputi perintah untuk bersyukur kepada Allah atas semua karunia-Nya. Keywords Luqman al-Hakim; Nilai-nilai pendidikan. Pendahuluan Nilai diarti denotatifnya dapat dimaknai sebagai harga. Namun ketika nilai dihubungkan dengan suatu objek atau sudut pandang tertentu, harga yang terkandung di dalamnya memiliki pemaknaan yang bermacam-macam. Selanjutnya kaitan dengan nilai pendidikan, maka, mengandung arti konsep pendidikan menjadi bahan utama dalam pertimbangan nilai. Dengan demikian, nilai pendidikan yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah sesuatu yang berharga yang memiliki kaitan dan mendukung pemikiran dan pelaksanaan pendidikan khususnya dalam surah Luqman yakni 126 BELAJEA Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 02, 2017 12 Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". Luqman12 Al-quran adalah kitab suci terbesar yang tidak ada tandingannya. Di dalamnya memuat segala macam petuah/nasehat, ibroh, nilai pendidikan dan lain sebagainya yang tidak mungkin dibuat oleh seseorang sehebat, dan sepandai apapun seseorang tersebut. Sebagai kitab rujukuan bagi dunia pendidikan, Al-Quran memuat nilai-nilai pendidikan yang luhur yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan sepanjang masa. Salah satu surat yang memuat banyak tentang pendidikan adalah surat Luqman dan dalam kaitannya dengan dunia pendidikan akan menjadi sesuatu yang penting dan menarik apabila kita menggali nilai-nilai pendidikan yang ada dalam surat Luqman. Dalam kaitan pendidikan tersebut penulis akan memaparkan nilai-nilai pendidikan yang tertulis dalam surat luqman ayat 12-19, yang merupakan inti dari sebuah nilai pendidikan karena ayat tersebut berisi tentang nasehat-nasehat Luqman pada anak-anaknya. Yang apabila digali ungkapan nasehat di dalamnya, maka akan terungkap nilai-nilai pendidikan yang luas, karena Luqman adalah orang yang dipilih Allah yang telah diberi keluasan ilmu dan diberi anugerah untuk melaksanakan ilmu yang dimilikinya. Kemampuan yang ada pada Luqman selanjutnya Allah menyebutnya dengan telah memberikah hikmah kepadanya yang berarti bahwa mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan maupun perbuatan Surat Luqman adalah surat yang ke 31 dalam Al-Quran yang terdiri dari 34 ayat. Termasuk golongan surat Makiyyah, karena diturunkan di Mekah sebelum Hijrah. Surat ini dinamakan Luqman yang diambil dari ayat 12. Para ulama memaknai hikmah sebagai sesuatu yang bila digunakan/diperhatikan akan menghalangi terjadinya mudarat atau kesulitan yang lebih besar dan atau mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang lebih besar. Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali, karena kendali menghalangi hewan/kendaraan mengarah ke arah yang tidak diinginkan atau menjadi liar. Memilih perbuatan terbaik yang terbaik dan sesuai adalah perwujudan dari hikmah, memilih yang terbaik dari dua hal yang buruk pun, dinamai hikmah dan pelakunya dinamai hakim bijaksana Ahsanul Fuadi dan Elsa Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Surat Luqmanul 127 karena ia adalah ilmu amaliah dan amal ilmiah, ia adalah ilmu yang didukung oleh amal dan amal yang tepat dan didukung oleh ilmu. Pembahasan 1. Sekelumit kisah tentang Luqman al-Hakim Luqman yang dipilih Alloh yang namanya diabadikan dalam Al-Quran untuk memaparkan dengan lisannya tentang perkara tauhid, perkara akhirat dan perkara-perkara yang lain yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan berbeda-beda dan bermacam-macam riwayat tentang dirinya. Ada yang mengatakan bahwa dia adalah seorang nabi. Dan ada pula yang mengatakan bahwa dia hanyalah seorang hamba yang saleh bukan seorang nabi, dan kebanyakan ulama mendukung pendapat Quraish Shihab dalam tafsirnya menuliskan bahwa orang Arab mengenal dua tokoh yang bernama Luqman, pertama Luqman Ibn ‗Ad, tokoh ini mereka agungkan karena wibawa, kepemimpinan, ilmu, kefasihan dan kepandaianya. Ia kerap dijadikan sebagai permisalan dan perumpamaan. Tokoh kedua, adalah Luqman al-Hakim yang terkenal dengan kata-kata bijak dan perumpamaan-perumpamaannya. Agaknya dialah yang dimaksud dalam surah ini. Mengenai keberadaan kewarganegaraan sosok Luqman al-Hakim inipun banyak pendapat mengenai siapakah dia. Ada yang mengatakan bahwa ia berasal dari Nuba, dari dari penduduk Ailah. Ada juga yang mengatakan bahwa dia berasal dari Etiopia, ada pula yang mengatakan bahwa dia adalah seorang hemat penulis, siapaun Luqman al-Hakim, adalah tidak perlu diperdebatkan keberadannya, yang terpenting adalah bahwa menggali dan menyelami pelajaran-pelajaran yang dapat di ambil melalui nasehat-nasehatnya merupakan sesuatu yang bijaksana, berdasarkan pesan “dengarkanlah apa yang disampaikan, jangan melihat siapa yang menyampaikan” Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, Jakarta, Gema Insani. 2004. jilid 17, Hlm. 261 M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, Jakarta, Lentera hati, 2006. Volume 11. Hlm. 125-126 128 BELAJEA Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 02, 2017 pendidikan dalam Surat Luqman dan Implementasinya dalam dunia pendidikan Setelah mengetahui sosok Luqman al-Hakim, berikut kami paparkan pelajaran/pesan-pesan yang disampaikan oleh Luqman Al-Hakim yang tertuang dalam Luqman ayat 13-19. Pelajaran pertama tentangKetauhidan 13 Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kelaliman yang besar".Kata adalah patron yang menggambarkan kemungilan. Asalnya adalah dari kata yakni anak lelaki. Pemungilan tersebut mengisaratkan kasih sayang. Dari sini kita dapat berkata bahwa ayat di atas memberi isyarat bahwa mendidik hendaknya didasari oleh rasa kasih sayang terhadap peserta didik. Selain itu, dalam memanggil anak-anak hendaknya menggunakan panggilan yang mencerminkan kelembutan dan kasih sayang, karena panggilan kepada anak didik dengan panggilan ―anakku‖ tentunya akan menjadikan anak didik merasa nyaman. Rosulullah sendiri tidak melarang memanggil anak orang lain dengan sebutan pertama yang disampaikan adalah tentang ketauhidan, Luqman memulai nasehatnya dengan menekankan perlunya menghindari syirik/mempersekutukan Alloh. Larangan ini sekaligus menandung pengajaran tentang wujud dan keesaan Tuhan. Bahwa redaksi pesannya berbentuk larangan, jangan mempersekutukan Alloh untuk menekan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk Lihat tafsir Al-Mishbah, Volume 11, Hlm. 127 Musthafa al-‗Adawi. Fikih Pendidikan Anak, Membentuk Kesalehan Anak Sejak Dini. Jakarta. Qisthi Press. 2007. Hlm. 48 Ahsanul Fuadi dan Elsa Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Surat Luqmanul 129 sebelum melaksanakan yang baik. Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan hendaknya pesan/nasehat ini dihubungkan dengan kaidah ushul “At-takhliyah muqoddamun „ala at-tahliyah” menyingkirkan keburukan lebih utama daripada manyandang perhiasan atau “dar‟u al-mafasid muqoddamun „ala jalbi al-mashalih” meninggalkan sesuatu yang merusak lebih utama daripada melaksanakan sesuatu yang baik. Mengapa pelajaran yang diajarkan pertama adalah ketauhidan?. Dalam struktur ajaran Islam, Tauhid merupakan hal yang amat fundamental dan mendasari segala aspek kehidupan para penganutnya, tak terkecuali aspek pendidikan. Dalam kaitan ini seluruh pakar sependapat bahwa dasar pendidikan Islam adalah tauhid. Melalui dasar ini dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut Pertama, kesatuan kehidupan. Bagi manusia ini berarti bahwa kehidupan duniawi menyatu dengan kehidupan ukhrawinya. Sukses atau kegagalan ukhrawi ditentukan oleh amal dunianya. Kedua, kesatuan ilmu. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, karena semuanya bersumber dari satu sumber, yaitu Allah SWT. Ketiga, kesatuan iman dan rasio. Karena masing-masing dibutuhkan dan masing-masing mempunyai wilayahnya sehingga harus saling melengkapi. Keempat, kesatuan agama. Agama yang dibawa oleh para nabi kesemuanya bersumber dari Allah SWT, prinsip-prinsip pokoknya menyangkut aqidah, syariah dan akhlak tetap sama dari zaman dahulu sampai sekarang. Kelima, kesatuan kepribadian manusia. Mereka semua diciptakan dari tanah dan Ruh Ilahi. Keenam, kesatuan individu dan masyarakat. Masing-masing harus saling menunjang. Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam, Konsep, Strategi dan Aplikasi, Yogyakarta, Teras. 2009. Hlm. 23 M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Qur‟an, Tafsir Maudlu‟i atas Pelbagai Persoalan umat, Bandung, Mizan, 1996. Hlm. 382-383 130 BELAJEA Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 02, 2017 Pelajaran kedua tentang berbakti kepada kedua orang tua 14 “Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” Pesan/pelajaran kedua dalam surat ini seperti dinasehatkan Luqman adalah kewajiban manusia untuk berbakti kepada kedua orang tua karena jasa dan pengorbanan yang tidak ternilai yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Wasiat bagi anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya muncul berulang-ulang dalam Al-Quran. Sesungguhnya kedua orang tua pasti mengeluarkan segalanya bagi anak-anaknya baik apapun yang mereka miliki dalam jasadnya, dalam umurnya maupun segala yang mereka miliki dengan penuh kasih orang tua yang demikian besar, memberikan pelajaran tentang keikhlasan dalam berbuat sesuatu, yakni mengerjakan segala sesuatau tanpa mengharapkan imbalan atas perbuatan baik yang telah diperbuat, di samping sikap bakti yang ditunjukkan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya mengandung makna balas budi atau rasa terimakasih seorang anak, untuk selalu bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada kedua orang tuanya. 15“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah Lihat Tafsir Fi dzilali Quran. Jilid 17, Hlm. 263 Ahsanul Fuadi dan Elsa Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Surat Luqmanul 131 keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” Dalam kaitanya dengan berbakti kepada kedua orang tua, ada beberapa hal yang merupakan pengecualian menaati kedua orang tua, sekaligus menggarisbawahi wasiat Luqman kepada anaknya tentang keharusan meninggalkan kemusyrikan dalam bentuk serta kapan dan di manapun. Ayat di atas menyatakan Dan jika keduanya - apalagi kalau hanya salah satunya-, lebih-lebih kalau orang lain bersungguh-sungguh memaksamu mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, apalagi setelah Aku dan rasul-rasul menjelaskan kebatilan mempersekutukan Allah, dan setelah engkau mengetahui bila menggunakan nalarmu, maka janganlah engkau mematuhinya keduanya. Namun demikian jangan memutuskan hubungan dengannya atau tidak menghormatinya. Tetapi tetaplah berbakti kepada keduanya selama tidak bertentangan dengan ajaran agamamu, dan pergaulilah keduanya di dunia yakni selama mereka hidup dan dalam urusan keduniaan – bukan akidah – dengan pergaulan yang baik, tetapi jangan sampai hal ini mengorbankan prinsip ketiga tentang “Etika Otonom” 16 Lukman berkata "Hai anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya membalasinya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.Ayat di atas melanjutkan wasiat Luqman kepada anaknya. Kali ini tentang kedalaman ilmu Alloh swt., yang diisyaratkan dalam pesan Luqman ―Wahai anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan baik atau buruk walaupun seberat biji sawi dan berada pada tempat yang paling tersembunyi, misalnya dalam batu karang sekecil, Lihat Tafsir Al-Mishbah. Volume 11, Hlm. 131-132 Etika otonom adalah suatu perilaku atau sikap di mana seseorang selalu berbuat baik, karena ia merasa ada yang mengawasi, yaitu Tuhan yang maha kuasa 132 BELAJEA Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 02, 2017 sesempit dan sekokoh apapun batu itu, atau di langit yang demikian luas dan tinggi, atau dalam perut bumi yang sedemikian dalam di manapun keberadaannya niscaya Allah akan mendatangkannya lalu memperhitungkan dan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah maha halus menjangkau segala sesuatu baginya adalah sesuatu yang amat mudah karena ia maha mengetahui segala sesuatu sehingga tak ada sesuatupun yang luput dari-Nya. Ayat ini memberikan pelajaran motivasi bagi anak untuk giat beramal kebajikan meskipun sebesar dzarah kecil sekali karena Allah Maha tahu dan pasti akan yang dapat diambil adalah bahwa siapapun orangnya, sekecil apapun kebaikan dan keburukan yang dilakukannya niscaya akan kembali pada dirinya sendiri, karena Allah maha tahu, maha teliti dan maha adil, maka barang siapa menanam kebaikan, maka ia akan menuai pahala yang akan menjadikan ia bahagia dalam hidupnya serta siapa saja yang menanam keburukan tentu ia akan menuai dosa yang akan menjadikan ia sengsara dalam hidupnya. Reward dan punishment adalah sesuatu yang penting dilakukan dalam dunia pendidikan untuk memberikan penghargaan bagi anak didik yang berprestasi dan memberikan pembinaan bagi anak didik yang melanggar aturan. Pelajaran keempat tentang ubudiyah dan amal saleh 17 “Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah.” penulis Karnita POSTING, 3 November 2009 Dalam menjalankan Reward dan Punishment hendaknya seorang pendidik atau lembaga pendidikan dengan menyesuaikan kondisi fisik dan psikis siswa, serta latar belakang kehidupan dan lingkungannya. Ahsanul Fuadi dan Elsa Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Surat Luqmanul 133 Setelah merasa anak-anaknya sudah paham dengan materi ketauhidan dan kesempurnaan Alloh, selanjutnya diberikanlah pelajaran-pelajaran mengenai ibadah dan amal saleh. Nasihat luqman selanjutnya adalah menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan amal-amal saleh yang puncaknya adalah shaalat, serta amal-amal kebajikan yang tercermin dalam amar ma‟ruf nahi munkar, juga nasihat berupa perisai membentengi seseorang dari kegagalan yaitu sabar dan tabah. Menyuruh hal-hal yang maruf, mengandung pesan untuk mengerjakannya, karena tidaklah wajar menyuruh sebelum diri sendiri mengerjakannya. Demikian juga melarang kemunkaran, menuntut agar yang melarang terlebih dahulu mencegah dirinya, karena tidaklah lucu apabila orang yang memerintah tidak melaksanakan, orang yang melarang malah melakukan, seperti ancaman Alloh tentang dosa orang yang hanya bisa berkata tanpa melakukan sesuatu yang diucapkannya 3 “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” Itu agaknya yang menjadi sebab mengapa Luqman tidak memerintahkan anaknya melaksanakan maruf menjauhi munkar, tetapi memerintahkan anaknya, menyuruh dan mencegah. Di sisi lain membiasakan anak melaksanakan tuntunan ini menimbulkan dirinya mempunyai jiwa kepemimpinan serta kepedulian melaksanakan kebaikan ubudiyah dan amal saleh amar maruf nahi munkar, tentunya banyak kendala, rintangan dan cobaan, maka dalam menghadapinya diperlukan kesabaran, karena kesabaran termasuk hal-hal yang diutamakan. Pelajaran kelima tentang Akhlak 18 19 Lihat tafsir Al-Mishbah. Volume 11, Hlm. 137 134 BELAJEA Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 02, 2017 Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” Nasihat Luqman selanjutnya berkaitan dengan akhlak dan sopan santun berinteraksi dengan sesama manusia. Materi pelajaran Tauhid atau Akidah, beliau selingi dengan materi pelajaran akhlak, yang mengisyaratkan bahwa ajaran akidah dan akhlak merupakan satu kesatuan ilmu yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, penyampaian materi lain akhlak setelah penyampaian materi akidah juga dimaksudkan agar peserta didik tidak jenuh dengan satu materi. Dalam kaitannya dengan hal ini, penting bagi seorang pendidik agar selalu melakukan perubahan-perubahan pengembangan diri dalam pola pengajarannya, sehingga metode pembelajaran yang dilakukannya selalu menarik dan menyenangkan tanpa mengurangi kaidah-kaidah pokok dalam pembelajaran sesuai dengan prinsip model pembelajaran paikem,,yang akan membuat siswa aktif, kreatif dalam kegiatan belajar. Nasehat/pelajaran Luqman dalam ayat tersebut adalah tentang larangan berlaku sombong. Semua kesombongan wajib dijauhkan dan dihindari karena dapat menimbulkan penyakit hati yang merusak diri sendiri dan orang lain, juga karena kesombongan itu pulalah seseorang akan terhalang menikmati indahnya sorga, sabda Nabi “tidak akan masuk sorga orang yang mempunyai sifat kesombongan walaupun sebesar biji dzarrah”. Dia berkata wahai anakku, janganlah engkau berkeras memalingkan pipimuModel pembelajaran Paikem adalah model pembelajaran yang memuat prinsip-prinsip pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Di dalam pembelajaran tersebut ada beragam cara pembelajaran agar peserta didik dapat mengikuti aktifitas belajar tanpa merasa jenuh dan bosan. M. Yatimin Abdullah. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Quran. Jakarta. Sinar Grafika Offset. 2007. Hlm. 67 Dalam tafsir Al-Mishbah, kata memalingkan pipi dibahasakan dalam al-quran dengan istilah tusha‟ir yang terambil dari kata Ash-sha‟ru yaitu penyakit yang menimpa unta dan menjadikan lehernya keseleo, sehingga ia memaksakan dia dan berupaya keras agar berpaling sehingga tekanan tidak tertuju kepada syaraf lehernya yang mengakibatkan rasa sakit. Dari kata Ahsanul Fuadi dan Elsa Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Surat Luqmanul 135 yakni mukamu dari manusia, siapapun dia, karena didorong oleh perasaan untuk menghina atau berlaku sombong. Tetapi tampillah kepada setiap orang dengan wajah berseri penuh rendah hati. Dan bila engkau melangkah, janganlah berjalan di muka bumi ini dengan angkuh, tetapi berjalanlah dengan lemah lembut penuh wibawa. Sesungguhnya Allah tidak menyukai yakni tidak melimpahkan anugerah kasih sayang-Nya kepada orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan bersikap sederhanalah dalam berjalanmu, yakni jangan membusungkan dada dan jangan pula merunduk bagaikan orang sakit. Jangan berlari tergesa-gesa dan jangan juga sangat perlahan menghabiskan waktu. Dan lunakkanlah suaramu sehingga tidak terdengan kasar bagaikan teriakan keledai. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai karena awalnya siulan yang tidak menarik dan akhirnya tarikan nafas yang Sungguh sangat luas dan bijak nasehat-nasehat Luqman al-Hakim, alangkah indahnya jika pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh Luqman diterapkan dalam model pembelajaran pendidikan kita. Secara garis besar, pesan-pesan Luqman kepada puteranya mencakup tiga aspek pedagogis aspek tauhid, syariat/ibadah, dan akhlak, tiga unsur ajaran al-Quran. Pesan-pesan itu perlu dijabarkan dalam proses pembelajaran di semua mata pelajaran. Pendidikan Nasional kita juga sebenarnya bermisi menghasilkan peserta didik yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, dan cerdas. Mata pelajaran agama, kewarganegaraan, bahasa Indonesia, dan pelajaran lainnya sama-sama menanamkan kebajikan yang bermuara pada tujuan membentuk pribadi dan akhlak mulia. Namun, penerapannya masih belum optimal. Patut dipertanyakan, mengapa keimanan dan ketaqwaan anak didik kita demikian rendah? Rendahnya keimanan dan ketaqwaan tersebut berbanding lurus dengan inilah ayat di atas menggambarkan upaya keras dari seseorang untuk bersikap angkuh/sombong dan menghina orang lain. Memang sering kali penghinaan tercermin pada keengganan melihat siapa yang dihina. Lihat tafsir Al-Mishbah. Hlm. 139 136 BELAJEA Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 02, 2017 dekadensi moral yang kini semakin menggejala. Dewasa ini, banyak terjadi kasus yang mencerminkan deviasi penyimpangan perilaku anak didik yang amoral. Berbagai kejahatan dilakukan terhadap teman sendiri. Begitu juga, sikap tidak hormat terhadap orang tua sudah menjadi tontonan yang biasa. Belum lagi bila melihat pergaulan para remaja dan anak-anak usia sekolah yang semakin sulit dikontrol. Kita tidak menghendaki pendidikan hanya menjadi tempat mentransfer ilmu saja. Pendidikan harus meliputi transformasi pengetahuan, sekaligus juga mengedepankan pendidikan moral. Untuk mencapai tujuan manusia beriman, bertakwa, dan ber-akhlakul karimah, seyogianya kepala sekolah dan para guru melakukan berbagai ikhtiar agar nilai-nilai keagamaan, kebahasaan, kewarganegaraan, kesenian, dan yang lainnya benar-benar terinternalisasi. Orang tua juga mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menginternalisasikan nilai-nilai tersebut. Mereka seyogyanya membimbing siswa melalui ucapan, pikiran, dan tindakan. Penanaman nilai dilakukan dengan cara mencairkan terlebih dahulu hambatan-hambatan psikologis dalam hubungan mereka dengan siswa. Pencapaian nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan akhlakul karimah harus direduksi disederhanakan ke dalam tema-tema sejumlah program dan peristiwa pendidikan pada situasi praktis. Semoga dengan upaya tersebut, pendidikan dapat mengartikulasikan dan menginternalisasikan pesan-pesan pedagogis. Mari kita belajar dari Luqman! Ahsanul Fuadi dan Elsa Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Surat Luqmanul 137 Daftar Pustaka Abdullah, Yatimin M. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an. Jakarta. Sinar Grafika Offset. Al-‗Adawi, Musthafa. 2007. Fikih Pendidikan Anak, Membentuk Kesalehan Anak Sejak Dini. Jakarta. Qisthi Press. Sulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam, Konsep, Strategi dan Aplikasi. Yogyakarta. Teras Quraih, Shihab M. 2006. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an. Jakarta. Lentera Hati. Quraish, Shihab M. 1996. Wawasan Al-Qur‟an, Tafsir Maudlu‟i atas Pelbagai Persoalan umat. Bandung. Mizan Quthb, Sayyid. 2004. Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an. Jakarta. Gema Insani. Karnita, posting, 3 November 2009 138 BELAJEA Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 02, 2017 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Akhlak dalam Perspektif Al-Qur"anYatimin M AbdullahAbdullah, Yatimin M. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur"an. Jakarta. Sinar Grafika Pendidikan Islam, Konsep, Strategi dan AplikasiSulistyoriniSulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam, Konsep, Strategi dan Aplikasi. Yogyakarta. TerasShihab M QuraihQuraih, Shihab M. 2006. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur"an. Jakarta. Lentera Al-Qur"an, Tafsir Maudlu"i atas Pelbagai Persoalan umatQuraishM ShihabQuraish, Shihab M. 1996. Wawasan Al-Qur"an, Tafsir Maudlu"i atas Pelbagai Persoalan umat. Bandung. MizanTafsir Fi Zhilalil Qur"anSayyid QuthbQuthb, Sayyid. 2004. Tafsir Fi Zhilalil Qur"an. Jakarta. Gema harus direduksi disederhanakan ke dalam tema-tema sejumlah program dan peristiwa pendidikan pada situasi praktis. Semoga dengan upaya tersebut, pendidikan dapat mengartikulasikan dan menginternalisasikan pesan-pesan pedagogisPencapaian Nilai-Nilai KeimananPencapaian nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan akhlakul karimah harus direduksi disederhanakan ke dalam tema-tema sejumlah program dan peristiwa pendidikan pada situasi praktis. Semoga dengan upaya tersebut, pendidikan dapat mengartikulasikan dan menginternalisasikan pesan-pesan pedagogis. Mari kita belajar dari Luqman! Ahsanul Fuadi dan Elsa Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Surat Luqmanul 137
Kisah atau sejarah adalah salah satu bagian dari kandungan yang terdapat dalam al-Qur’an. Pengungkapan berbagai bentuk kisah itu bukan tanpa makna dan nilai, karenaAllah tegaskan bahwa pada kisah-kisah itu terdapat ibrah pelajaran yang dapat ditangkap oleh orang-orang yang punya nyali tinggi yang al-Qur’an menyebutnya dengan istilah ulul suatu kisah itu adalah tentang Luqmanul Hakim terdapat dalam surat ke31, yaitu Surat Luqman. Luqman banyak memberikan berbagai petunjuk kepada anaknya, hal itu dapat dilihat pula dalam berbagai perspektif; akidah, ibadah, dan akhlak. Pengungkapan kisah Luqman ini dalam al-Qur’an dapat dijadikan acuan dan pedoman dasar bagi keluarga Muslim,-terutamauntuk dikembangkan dan diaplikasikan bagi keluarga masing-masing yang muaranya untuk menampakkan dan memainkan peran keluarga dalam pendidikan generasi muda, terutama dalam pembentukan keluarga yang Islami, tentu saja dalam perspektif dunia pendidikan. Hal itu, secara spesifik dapat dikategorikan tentang materi pendidikan, metode pendidikan, bahkan seni mendidik. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 105 PENAFSIRAN KISAH LUQMAN DALAM AL-QUR’AN Relevansinya dengan Pendidikan Keimanan dalam Keluarga Rusydi AM UIN Imam Bonjol Padang E-mail Abstrak Kisah atau sejarah adalah salah satu bagian dari kandungan yang terdapat dalam al-Qur’an. Pengungkapan berbagai bentuk kisah itu bukan tanpa makna dan nilai, karenaAllah tegaskan bahwa pada kisah-kisah itu terdapat ibrah pelajaran yang dapat ditangkap oleh orang-orang yang punya nyali tinggi yang al-Qur’an menyebutnya dengan istilah ulul suatu kisah itu adalah tentang Luqmanul Hakim terdapat dalam surat ke31, yaitu Surat Luqman. Luqman banyak memberikan berbagai petunjuk kepada anaknya, hal itu dapat dilihat pula dalam berbagai perspektif; akidah, ibadah, dan akhlak. Pengungkapan kisah Luqman ini dalam al-Qur’an dapat dijadikan acuan dan pedoman dasar bagi keluarga Muslim,-terutamauntuk dikembangkan dan diaplikasikan bagi keluarga masing-masing yang muaranya untuk menampakkan dan memainkan peran keluarga dalam pendidikan generasi muda, terutama dalam pembentukan keluarga yang Islami, tentu saja dalam perspektif dunia pendidikan. Hal itu, secara spesifik dapat dikategorikan tentang materi pendidikan, metode pendidikan, bahkan seni mendidik. Kata kunci Kisah, ibrah, ulul al-bab, tauhid, pendidikan, keluarga. Pendahuluan Keimanan merupakan keyakinan yang harus dimiliki oleh umat yang beragama, terutama penganut Islam, keimanan menjadi penentu dan identitas seseorang dalam meyakini Allah sebagai perkembangannya, keimanan mampu menjadi pengontrol dalam menjalani kehidupan juga bahwa keimanan mampu untuk memberikan motivasi guna melaksanakan berbagai perintah dan meninggalkan larangan-larangannya. Sehingga konsep dosa dan pahala tertanam dalam hidupnya. Kewajiban bagi setiap muslimin dan muslimat untuk mengetahui tiga hal pokok dalam agama, yaitu mengetahui Rabbnya, mengetahui agamanya dan mengetahui terhadap ketiga hal pokok tersebut bukan hanya sekedar pengetahuan saja, akan tapi harus dibenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dan itulah yang dimaksud dengan iman. Dan keimanan yang ada pada seseorang harus senantiasa ada dan berkembang serta harus benar-benar dijaga kemurniannya. Tidaklah dibenarkan jika keimanan itu dicampuradukkan dengan berbagai kegiatan yang bertabur khurafat dan takhayul. Dan jika hal itu terjadi bukan lagi keimanan namanya melainkan kemusyrikan. Saat ini fenomena kemusyrikan sudah banyak yang dibingkai dengan 106 Jurnal Ulunnuha Vol. 8 2019 bingkai agama, sehingga ada sebagian orang yang mempunyai anggapan keliru di saat selesai melakukan perbuatan syirik yang dibingkai dengan bingkai agama itu bahwa dia telah melaksanakan ajaran agama, padahal apa yang dia lakukan adalah perbuatan yang penuh dengan kesyirikan. Syirik adalah dosa besar yang tidak akan diampuni Allah manakala orang yang bersangkutan tidak mohon ampunan-Nya sebelum dia meninggal dunia. Selain fenomena kemusyrikan, yang harus diwaspadai agar keimanan kita dan peserta didik tetap ada dan terjaga kemurniannya adalah “Riddah” atau keluar dari ajaran Islam. Fenomena yang kedua ini tidak kalah dahsyatnya berkembang dalam kehidupan sehari-hari dan kebanyakan diantara kita sering tidak sadar bahwa apa yang diucapkan, yang diperbuat, termasuk yang digerakan dikeretegkeun sunda dalam hati bisa menyebabkan keluarnya kita dari Agama Islam murtad.Sesuai dengan latar belakang di atas maka perlu dirumuskan tentang pentingnya pendidikan keimanan sebagai upaya sistematis dalam pendidikan agar keimanan kita tetap terjaga kemurniannya dan terhindar dari berbagai hal yang bisa merusak keimanan kita. Iman menjadi dalam kehidupan manusia dalam menjalan hidup dan kehidupannya. Luqman telah mencontoh langkah antisipatif dan kuratif kepada anak-anaknya agar mereka terhindar kemusyrikan tersebut dan konsekuen dengan tauhid kepada Allah. Pendidikan Keimanan dalam Keluarga Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” yang diberi awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan” hal, cara, dan sebagainya. Istilah pendidikan ini semula berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. 1Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan ialah “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran.”2 Dalam pandangan agama Islam, keluarga memiliki nilai dan peran yang demikian strategis dan tinggi. Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian yang cukup besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan dasar-dasar yang arif guna memelihara kehidupan yang harmonis dalam keluarga. Hal itu, karena tidak dapat dibantah bahwa keluara adalah dasar pertama dan utama untuk mewujudkan masyarakat, bahkan bangsa yang damai dan sejahtera, atau negeri yang diistilahkan al-Quran dengan “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”. Sejalan dengan hal itu Satiadarma menulis Tak disangkal bahwa keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk belajar interaksi sosial. Melalui keluargalah anak belajar merespon terhadap masyarakat dan beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat dan yang lebih luas kelak. Melalui proses inilah, seorang anak secara bertahap belajar mengembangkan potensi diri, dan kemampuannalar serta 1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Kalam Mulia, 2002, h. 13 2Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 2007, Cet. III, h. 263 Rusydi AM, Penafsiran Kisah Luqman dalam al-Qur`an 107 imajinasinya dan tahapan perkembangan Ahmad Tafsir menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Definisi ini mencakup kegiatan pendidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak melibatkan guru pendidik; mencakup pendidikan formal, maupun nonformal serta informal. Segi yang dibina oleh pendidikan dalam definisi ini adalah seluruh aspek kepribadian”.4Pengertian pendidikan menurut Armai Arief yaitu pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam rangka untuk membimbing perkembangan rohani dan jasmaninya menuju ke arah kedewasaan, sehingga dengan adanya bimbingan ini dapat menjadikan anak menjadi manusia yang berguna baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk hidup dalam Kisah Luqman dalam Al Qur’an Di antara ayat-ayat Al-Qur’anyang menjelaskan kisah Luqman terdapat dalam Surat Luqman Ayat13-15berikut ini ْكِﺮْﺸُﺗ َﻻ ﱠَﲏُـﺑ ﺎَﻳ ُﻪُﻈِﻌَﻳ َﻮُﻫَو ِﻪِﻨْﺑِﻻ ُنﺎَﻤْﻘُﻟ َلﺎَﻗ ْذِإَوٌﻢﻴِﻈَﻋ ٌﻢْﻠُﻈَﻟ َكْﺮﱢﺸﻟا ﱠنِإ ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ١٣ ﺎَﻨْـﻴﱠﺻَوَوٍﻦْﻫَو ﻰَﻠَﻋ ﺎًﻨْﻫَو ُﻪﱡﻣُأ ُﻪْﺘَﻠََﲪ ِﻪْﻳَﺪِﻟاَﻮِﺑ َنﺎَﺴْﻧِْﻹاَﺪِﻟاَﻮِﻟَو ِﱄ ْﺮُﻜْﺷا ِنَأ ِْﲔَﻣﺎَﻋ ِﰲ ُﻪُﻟﺎَﺼِﻓَو ﱠَﱄِإ َﻚْﻳ3Monti P. Satiadarma, Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak Dampak Pigmalion dalam Keluarga, Jakarta Pustaka Populer Obor, 2001, h. 121. 4Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. IX, h. 6 5Armai Arief, Refolmulasi Pendidikan Islam, Jakarta Crsd Press, 2005, Cet. I, h. 17 ُﲑِﺼَﻤْﻟا١٤ ِﰊ َكِﺮْﺸُﺗ ْنَأ ﻰَﻠَﻋ َكاَﺪَﻫﺎَﺟ ْنِإَوِﰲ ﺎَﻤُﻬْـﺒِﺣﺎَﺻَو ﺎَﻤُﻬْﻌِﻄُﺗ َﻼَﻓ ٌﻢْﻠِﻋ ِﻪِﺑ َﻚَﻟ َﺲْﻴَﻟ ﺎَﻣﱠَﱄِإ ﱠُﰒ ﱠَﱄِإ َبﺎَﻧَأ ْﻦَﻣ َﻞﻴِﺒَﺳ ْﻊِﺒﱠﺗاَو ﺎًﻓوُﺮْﻌَﻣ ﺎَﻴْـﻧﱡﺪﻟاْﻢُﺘْﻨُﻛ ﺎَِﲟ ْﻢُﻜُﺌﱢﺒَـﻧُﺄَﻓ ْﻢُﻜُﻌِﺟْﺮَﻣَنﻮُﻠَﻤْﻌَـﺗ١٥Artinya 13. Dan Ingatlah ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar".14. Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah Swt. menceritakan tentang nasehat Luqman kepada anaknya. Luqman adalah anak Anqa ibnu Sadun, dan nama anaknya ialah Saran, menurut suatu pendapat yang diriwayatkan oleh Imam Swt. menyebutkan kisah Luqman dengan baik, bahwa Dia telah menganugerahinya hikmah; dan Luqman memberikan nasehat kepada 108 Jurnal Ulunnuha Vol. 8 2019 anaknya yang merupakan buah hatinya, maka wajarlah bila ia memberikan kepada orang yang paling dikasihinya sesuatu yang paling utama dari pengetahuannya. Karena itulah hal pertama yang dia pesankan kepada anaknya adalah agar dia anaknya menyembah Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Kemudian Luqman memperingatkan anaknya, bahwa ٌﻢﻴِﻈَﻋ ٌﻢْﻠُﻈَﻟ َكْﺮﱢﺸﻟا ﱠنِإ Artinya Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”. Luqman 31 13.6 Dalam ayat ini Allah tegaskan bahwa perbuatan mempersekutukan Allah syirik itu adalah perbuatan aniaya kezaliman yang paling besar. Bahkan, menurut Said Quthb, bahwa apa yang dilakukan oleh Luqman adalah cerminan betapa besar tanggung jawabnya selaku orang tua terhadap anaknya. Bahkan, dalam ayat ini terdapat dua buah ta’kid penguatan, yaitu dengan mengemukakan larangan dan menjelaskan sebabnya, dan kali kedua dengan adanya “inna” dan “lam” yang menunjukkan Hal ini senada dengan hadis riwayat Bukhari ِﻦَﻋ ،ٌﺮﻳِﺮَﺟ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ،ُﺔَﺒْﻴَـﺘُـﻗ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ﱡيِرﺎَﺨُﺒْﻟا َلﺎَﻗِﺪْﺒَﻋ ْﻦَﻋ، َﺔَﻤَﻘْﻠَﻋ ْﻦَﻋ ،َﻢﻴِﻫاَﺮْـﺑِإ ْﻦَﻋ ، ِﺶَﻤْﻋَْﻷاَلﺎَﻗ ،ُﻪْﻨَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا َﻲِﺿَر ،ِﻪﱠﻠﻟا ْﺖَﻟَﺰَـﻧ ﺎﱠﻤَﻟ } َﻦﻳِﺬﱠﻟا6Ismail Ibn Katsir al-Qursyi al-Dimasyqi, Tafsir al-Qur’an al-Azhim Kairo Maktabah al-Dakwah al-Islamiyah Syabab Al- Azhar, tt, Juz. III, h. 443 7Said Quthb, Fi Zhilal Al-Qur’an, Kairo Dar al-Syuruq, 1981, Jilid 5, h. 2788 َﳝِإ اﻮُﺴِﺒْﻠَـﻳ َْﱂَو اﻮُﻨَﻣآ ٍﻢْﻠُﻈِﺑ ْﻢُﻬَـﻧﺎ {] ِمﺎَﻌْـﻧَْﻷا٨٢ [ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ِﻪﱠﻠﻟا ِلﻮُﺳَر ِبﺎَﺤْﺻَأ ﻰَﻠَﻋ َﻚِﻟَذ ﱠﻖَﺷ ،اﻮُﻟﺎَﻗَو ،ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ؟ٍﻢْﻠُﻈِﺑ ُﻪَﻧﺎَﳝِإ ﺲﺒْﻠَـﻳ َْﱂ ﺎَﻨﱡـﻳَأَﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ِﻪﱠﻠﻟا ُلﻮُﺳَر َلﺎَﻘَـﻓ" ﻪﻧأَﻊَﻤْﺴَﺗ َﻻَأ ،َكاَﺬِﺑ َﺲْﻴَﻟ َنﺎَﻤْﻘُﻟ ِلْﻮَـﻗ َﱃِإ } ﱠَﲏُـﺑ ﺎَﻳٌﻢﻴِﻈَﻋ ٌﻢْﻠُﻈَﻟ َكْﺮﱢﺸﻟا ﱠنِإ ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ ْكِﺮْﺸُﺗ َﻻ{ Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah yang menceritakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman syirik. Al-An'am 82 Hal itu terasa berat bagi para sahabat Nabi Saw. Karenanya mereka berkata, "Siapakah di antara kita yang tidak mencampuri imannya dengan perbuatan zalim dosa." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Bukan demikian yang dimaksud dengan zalim. Tidakkah kamu mendengar ucapan Luqman 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.' Luqman 13. Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Al-A'masy dengan sanad yang sama. Kemudian sesudah menasihati anaknya agar menyembah Allah semata. Luqman menasehati pula anaknya agar berbakti kepada dua orang ibu dan bapak. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu Rusydi AM, Penafsiran Kisah Luqman dalam al-Qur`an 109 } ِﻦْﻳَﺪِﻟاَﻮْﻟﺎِﺑَو ُﻩﺎﱠﻳِإ ﻻِإ اوُﺪُﺒْﻌَـﺗ ﻻَأ َﻚﱡﺑَر ﻰَﻀَﻗَوﺎًﻧﺎَﺴْﺣِإ{ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Al-Isra 23. Di dalam Al-Qur'an sering sekali disebutkan secara bergandengan antara perintah menyembah Allah semata dan berbakti kepada kedua orang tua. Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya } ﻰَﻠَﻋ ﺎًﻨْﻫَو ُﻪﱡﻣُأ ُﻪْﺘَﻠََﲪ ِﻪْﻳَﺪِﻟاَﻮِﺑ َنﺎَﺴْﻧﻹا ﺎَﻨْـﻴﱠﺻَوَوٍﻦْﻫَو{ Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah. Luqman 14 Mujahid mengatakan, yang dimaksud dengan al-wahn ialah penderitaan mengandung anak. Menurut Qatadah, maksudnya ialah kepayahan yang berlebih-lebihan. Sedangkan menurut Ata Al-Khurrasani ialah lemah yang bertambah-tambah. Firman Allah Swt. } ِْﲔَﻣﺎَﻋ ِﰲ ُﻪُﻟﺎَﺼِﻓَو{ dan menyapihnya dalam dua tahun. Luqman 14 Yakni mengasuh dan menyusuinya setelah melahirkan selama dua tahun, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya } ْﻦَﻤِﻟ ِْﲔَﻠِﻣﺎَﻛ ِْﲔَﻟْﻮَﺣ ﱠﻦُﻫَدﻻْوَأ َﻦْﻌِﺿْﺮُـﻳ ُتاَﺪِﻟاَﻮْﻟاَوَﺔَﻋﺎَﺿﱠﺮﻟا ﱠﻢِﺘُﻳ ْنَأ َداَرَأ{ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Al-Baqarah 233. Berangkat dari pengertian ayat ini Ibnu Abbas dan para imam lainnya menyimpulkan bahwa masa penyusuan yang paling minim ialah enam bulan, karena dalam ayat lain Allah Swt. berfirman }اًﺮْﻬَﺷ َنﻮُﺛﻼَﺛ ُﻪُﻟﺎَﺼِﻓَو ُﻪُﻠَْﲪَو{ Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. Al-Ahqaf 15 Dan sesungguhnya Allah Swt. menyebutkan jerih payah ibu dan penderitaannya dalam mendidik dan mengasuh anaknya, yang karenanya ia selalu berjaga sepanjang siang dan malamnya. Hal itu tiada lain untuk mengingatkan anak akan kebaikan ibunya terhadap dia, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya }اًﲑِﻐَﺻ ِﱐﺎَﻴﱠـﺑَر ﺎَﻤَﻛ ﺎَﻤُﻬَْﲪْرا ﱢبَر ْﻞُﻗَو{ Dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” Al-Isra 24. Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya } ُﲑِﺼَﻤْﻟا ﱠَﱄِإ َﻚْﻳَﺪِﻟاَﻮِﻟَو ِﱄ ْﺮُﻜْﺷا ِنَأ{ Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Luqman 14 Maksud ayat ini adalah bahwasesungguhnya Aku akan memberikan pembalasan dengan pahala yang berlimpah bila kamu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Syaibah dan Mahmud ibnu 110 Jurnal Ulunnuha Vol. 8 2019 Gailan. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Sa'id ibnu Wahb yang menceritakan bahwa Mu'az ibnu Jabal datang kepada kami sebagai utusan Nabi Saw. Lalu ia berdiri dan memuji kepada Allah, selanjutnya ia mengatakan Sesungguhnya aku adalah utusan Rasulullah Saw. kepada kalian untuk menyampaikan, "Hendaklah kalian menyembah Allah dan janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Hendaklah kalian taat kepadaku, aku tidak akan henti-hentinya menganjurkan kalian berbuat kebaikan. Dan sesungguhnya kembali kita hanya kepada Allah, lalu adakalanya ke surga atau ke neraka sebagai tempat tinggal yang tidak akan beranjak lagi darinya, lagi kekal tiada kematian Allah Swt. } َﻚَﻟ َﺲْﻴَﻟ ﺎَﻣ ِﰊ َكِﺮْﺸُﺗ ْنَأ ﻰﻠَﻋ َكاَﺪَﻫﺎَﺟ ْنِإَوﺎَﻤُﻬْﻌِﻄُﺗ ﻼَﻓ ٌﻢْﻠِﻋ ِﻪِﺑ{ Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Luqman 15 Jika keduanya ibu – bapakmu menginginkan dirimu dengan sangat agar kamu mengikuti agama keduanya selain Islam, janganlah kamu mau menerima ajakannya, tetapi janganlah sikapmu yang menentang dalam hal tersebut menghambatmu untuk berbuat baik kepada kedua orang tuamu selama di dunia. } ﱠَﱄِإ َبﺎَﻧَأ ْﻦَﻣ َﻞﻴِﺒَﺳ ْﻊِﺒﱠﺗاَو{ Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku.Luqman 15 Itulah jalannya orang-orang yang beriman. } َنﻮُﻠَﻤْﻌَـﺗ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ﺎَِﲟ ْﻢُﻜُﺌﱢﺒَـﻧُﺄَﻓ ْﻢُﻜُﻌِﺟْﺮَﻣ ﱠَﱄِإ ﱠُﰒ{ Kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Luqman 15 Imam Tabrani mengatakan di dalam Kitab al-Asyarah-nya, telah menceritakan kepada kami Abu Abdur Rahman Abdullah ibnu Ahmad ibnu Hambal, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ayyub ibnu Rasyid, telah menceritakan kepada kami Maslamah ibnu Alqamah, dari Daud ibnu Abu Hindun, bahwa Sa'd ibnu Malik pernah mengatakan bahwa ayat berikut diturunkan berkenaan dengannya, yaitu firman-Nya Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Luqman 15, hingga akhir ayat. Bahwa ia adalah seorang yang berbakti kepada ibunya. Ketika ia masuk Islam, ibunya berkata kepadanya, "Hai Sa'd, mengapa engkau berubah pendirian? Kamu harus tinggalkan agama barumu itu Islam atau aku tidak akan makan dan minum hingga mati, maka kamu akan dicela karena apa yang telah kulakukan itu, dan orang-orang akan menyerumu dengan panggilan, 'Hai pembunuh ibunya!'." Maka aku menjawab, "Jangan engkau lakukan itu, Ibu, karena sesungguhnya aku tidak bakal meninggalkan agamaku karena sesuatu." Maka ibuku tinggal selama sehari semalam tanpa mau makan, dan pada pagi harinya ia kelihatan lemas. Lalu ibuku tinggal sehari semalam lagi tanpa makan, kemudian pada pagi harinya kelihatan bertambah lemas lagi. Dan ibuku tinggal sehari semalam lagi tanpa makan, lalu pada pagi Rusydi AM, Penafsiran Kisah Luqman dalam al-Qur`an 111 harinya ia kelihatan sangat lemah. Setelah kulihat keadaan demikian, maka aku berkata, "Hai ibu, perlu engkau ketahui, demi Allah, seandainya engkau mempunyai seratus jiwa, lalu satu persatu keluar dari tubuhmu, niscaya aku tidak akan meninggalkan agamaku karena sesuatu. Dan jika Allah SWT dalam QS. Luqman [31] 13 tersebut merupakan athaf terhadap makna ayat yang disebutkan sebelumnya. Allah SWT memberikan Lukman hikmah ketika dia dijadikan orang yang bersyukur atas dirinya dan ketika dia dijadikan orang yang memberikan nasehat terhadap orang lain. 8 Demikian ini adalah alasan tingginya derajat seseorang yaitu ketika dia secara pribadi sempurna dan sekaligus menyempurnakan orang lain. Firman Allah “anisykur”hendaklah engkau bersyukur dalam QS. Lukman 3112 adalah isyarat yang menunjukkan kepada adanya penyempurnaan untuk orang lain. Ayat ini mengandung pesan yang halus bahwa Allah menyebutkan kisah Luqman dan memuji usahanya, Allah memberikan petunjuk kepada sianak agar dia belajar dari ayahnya tentang fadhilah nabi, yang memberi petunjuk kepada kerabat dekat dan orang lain. Memberi petunjuk kepada anak adalah sesuatu yang lazim dan semestinya, sedangkan menanggung beban dengan memberi pelajaran kepada orang lain bukanlah sesuatu yang biasa. Dengan demikian, menurut penulis bahwa ayat diatas jelas mengisyaratkan kepada kaum muslimin bahwa pendidikan keimanan merupakan pendidikan yang pertama 8Ismail Ibn Katsir al-Qursyi al-Dimasyqi, h. 445 dan yang utama lagi mendasar yang harus diberikan orang tua kepada anaknya. Hal ini dapat dipahami dari nasehat Luqman kepada anaknya, dimana nasehat yang pertama adalah larangan mensekutukan Allah dengan yang lain, karena menyekutukan Allah merupakan perbuatan zhalim yang sangat besar. Ini dapat dipahami bahwa menanamkan keimanan yang benar kepada anak merupakan perintah Allah yang harus dilakukan oleh setiap orang tua muslim, karena kalau tidak akan berdampak kepada aspek lain dari kehidupan anak, seperti aspek akhlak anak. Disamping itu, ayat ini juga mengisyaratkan bahwa orang tua selaku pendidik keimanan bagi anak, hendaklah terlebih dahulu memiliki keimanan yang sempurna kepada Allah, karena hal ini akan berpengaruh besar kepada keberhasilannya dalam melakukan proses pendidikan keimanan tersebut hal ini sebagaimana tampak pada diri Luqman. Ayat-ayat diatas menggambarkan tentang metode atau cara yang digunakan Al-Qur’andalam melakukan pendidikan keimanan. Adapun caranya adalah dengan menggunakan dialog, yaitu antara Luqman dengan anaknya dan juga Nabi Ibrahim dengan bapak dan kaumnya yang musyrik. Berbagai pertanyaan diajukan Ibrahim kepada bapak dan pengikutnya yang musyrik untuk melemahkan keyakinan yang mereka pegang selama ini. Implikasi Keimanan dalam Pendidikan Islam Uraian mengenai keimnan kepada Allah SWT dan pendidikan keimanan sebagaimana dapat dipahami dari kandungan ayat-ayat diatas memiliki hubungan yang erat dengan 112 Jurnal Ulunnuha Vol. 8 2019 pendidikan Islam. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Keimanan kepada Allah SWT dengan segala uraian yang berkaitan dengannya, selain menjadi materi utama pendidikan Islam, juga dapat menjadi dasar bagi perumusan tujuan pendidikan, dasar penyususnan kurikulum dan aspek-aspek pendidikan lainnya. Dikalangan ahli pendidikan disepakati bahwa mata pelajaran tentang keimanan termasuk mata pelajaran pokok dalam pendidikan dalam kurikulum pendidikan Islam dijumpai mata kuliah atau mata pelajaran akidah Islam, dengan berbagai namanya, seperti, ilmu Aqaid, ilmu Ushuluddin, ilmu Tauhid. Mata pelajaran ini harus diberikan terlebih dahulu dengan alasan bahwa iman merupakan sesuatu yang urgen dalam kehidupan manusiadan sangat menentukan hasil dari segala amal perbuatannya. Selanjutnya tujuan pendidikan Islam juga harus berkaitan dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Para ahli pendidikan Islam sepakat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan pribadi-pribadi yang beriman dan taat beribadah kepada Allah SWT dalam arti yang seluas-luasnya. 2. Keimanan kepada Allah SWT berfungsi mendorong upaya peningkatan dibidang pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dipahami dari keharusan orang-orang yang beriman agar memperkuat keimanannya dengan dalil-dalil, baik yang bersifat naqli Al-Qur’andan Hadis maupun dalil-dalil yang bersifat aqli yang dibangun dari argumentasi rasional. Keimanan kepada Allah tidak boleh didasarkan kepada ikut-ikutan atau taqlid. Karena keimanan yang seperti itulah yang akan menimbulkan sikap tanggung jawab, kreatif, dinamis, dan inovatif. Sikap yang demikian muncul sebagai hasil dari proses internalisasi sifat-sifat Allah dalam diri manusia dan manifestasinya dalam kenyataan hidup sesuai kadar keanggupannya. Di dalam surat al-Mujadalah 5911, Allah menjanjikan akan mengangkat derajat seseorang yang memiliki keimanan yang diperkuat oleh ilmu pengetahuan. Nurcholis Madjid, menyatakan bahwa iman mendidik kita untuk mempunyai komitmen kepada nilai-nilai luhur, dan ilmu memberikan kecakapan teknis guna merealisasikannya. Jadi iman dan ilmu secara bersanma akan membuat kita menjadi orang yang baik sekaligus tahu cara untuk mewujudkan kebaikan kita. Maka dengan demikian, dapat dimengerti bahwa iman dan ilmu merupakan jaminan keunggulan dan 3. Orang yang bertanggung jawab dalam menanamkan keimanan ini dalam diri anak adalah orang tua. Orang tua harus punya perhatian yang penuh terhadap pendidikan keimanan anaknya. Adapun cara yang harus ditempuh oleh orang tua agar keimanan itu tertancap dikalbu anak adalah diantaranya dengan mengazankan dan 9Nurcholis Madjid,Pintu-pintu Menuju Tuhan, Jakarta Paramadina, 1995, Rusydi AM, Penafsiran Kisah Luqman dalam al-Qur`an 113 mengiqamatkan anak ketika baru dilahirkan. 4. Memberi nama yang baik, serta memberi makan dengan makanan yang halal lagi baik. Disamping itu, orang tua selaku pendidik harus memiliki keimanan yang mantap dan kokoh terlebih dahulu. 5. Adapun metode yang biasa digunakan dalam pendidikan keimanan itu adalah metode nasehat, dialog, atau tanya jawab, serta metode perenungan observasi, membaca tanda-tanda kekuasaan Allah. Tetapi jadilah kalian orang-orang yang mengesakan-Nya, mengikhlaskan diri hanya kepada-Nya dalam beribadah, dan tiada yang kalian kehendaki dalam ibadah itu selain hanya karena-Nya. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Wadih, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Ishaq, dari Zaid ibnu Abu Maryam yang mengatakan bahwa Umar bersua dengan Mu'az ibnu Jabal, lalu Umar bertanya, "Apakah yang menjaga keutuhan tegaknya umat ini?" Mu'az menjawab, "Ada tiga perkara yang semuanya dapat menyelamatkan mereka, yaitu tetap pada fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu; salat yang merupakan agama; dan taat yang merupakan pemelihara diri dari perbuatan yang diharamkan." Maka Umar berkata, "Engkau benar." Kesimpulan 1. Pendapat sebagian ulama mengatakan bahwa hakikat iman itu tidak hanya tashdiq dengan hati saja, tapi berstruktur murakkab, yaitu tersusun dari tashdiq dengan hati dan iqrar dengan lisan. Kemudian a’mal dengan arkan anggota tubuh. Pendapat ini berkonsekuensi tidak beriman seseorang secara zahir dan batin bila ia hanya membenarkan dengan hati, tetapi tidak diikrarkan dengan lidahnya, padahal ia kuasa melaksanakannya. Akibatnya dia akan menjadi penghuni neraka karena belum dianggap mengaplikasikannya dengan perbuatan. 2. Sedangkan iman secara istilah adalah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lidah, dan pengamalan dengan anggota badan. 3. Uraian mengenai keimanan kepada Allah SWT dan pendidikan keimanan sebagaimana dapat dipahami dari kandungan ayat-ayat diatas memiliki hubungan yang erat dengan pendidikan Islam. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut a. Keimanan kepada Allah SWT dengan segala uraian yang berkaitan dengannya, selain menjadi materi utama pendidikan Islam, juga dapat menjadi dasar bagi perumusan tujuan pendidikan, dasar penyusunan kurikulum dan aspek-aspek pendidikan lainnya. b. Keimanan kepada Allah SWT berfungsi mendorong upaya peningkatan dibidang pengembangan ilmu pengetahuan. c. Orang yang bertanggung jawab dalam menanamkan keimanan ini dalam diri anak adalah orang tua. 4. Adapun metode yang biasa digunakan dalam pendidikan keimanan itu adalah metode 114 Jurnal Ulunnuha Vol. 8 2019 nasehat, dialog, atau Tanya jawab, serta metode perenungan observasi, membaca tanda-tanda kekuasaan Allah. Daftar Kepustakaan Al-Qur’an al-Karim Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Mesir Mustafa Bab al-Halabi, Arief, Armai, Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta Crsd Press, 2005, Cet. I Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta Pustaka Panji Mas,1999 Madjid, Nurcholis, Pintu-pintu Menuju Tuhan, Jakarta, Paramadina, 1995 Quthb, Said., Fi Zhilal Al-Qur’an, Kairo Dar al-Syuruq, 1981, Jilid 5 Al-Razi, Tafsir al-Kabir, juz 25, Abdullah al-Ghamidi, Cara Mengajar Anak/Murid Ala Lukman al-Hakim terj, Yogyakarta Sabil, 2011 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Kalam Mulia, 2002 Satiadarma, Monti P. Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak Dampak Pigmalion dalam Keluarga, Jakarta Pustaka Populer Obor, 200 Tafsir, Ahmad., Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. IX, h. 6 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 2007, Cet. III ... All are examples from which servants can learn lessons and gain wisdom Firdaus et al., 2021. In addition, this method is a basic guideline for parents in educating their children, specifically regarding matters of faith, such as aqidah, worship, and morals Rusydi, 2019. Oleh sebab itu, dalam keluarga Tablighi Jama'ah sendiri menceritakan kisah-kisah islami kepada anak adalah bentuk pendidikan agama untuk anak. ...Soni KaputraAhmad RivauziAzhar JaafarNur Asikin KakohThis study aims to explore the educational model of tawhid for children in the Tablighi Jama’ah family. The study used a qualitative method with an ethnographic approach. Research data is taken through direct interviews with ten informants heads of the Jamaáh Tabligh family, to strengthen the interview data the authors conducted observations for two years by being directly involved in the activities of the Tablighi Jama’ah such as Ijtima', Bayan Markas, Ta'lim Halaqah, Khuruj, Jaulah, and the author keeps in touch directly to all informants' homes. All interview and observation data were then analyzed thematically using NVivo 12 software. Overall, the results of the analysis showed that there were fifteen educational model of tawhid for children in the Tablighi Jamaat family. The fifteen models are i organizing routine ta'lim, ii creating a religious atmosphere at home, iii starting activities with tawhid sentence, iv providing early-agetawhid education, v involving children on da'wah activities, vi educating with muzakarah, vii teaching Islamic etiquette, viii teaching prayers, ix persuading children to pray in the mosque, x be an example in practicing religion, xi Islamic story-telling xii practising Monday and Thursdayfasting, xiii ecnouraging children to khidmat, xiv playing Islamic songs, xv monitoring children's worship. The results of this study can be used as initial data for future researchers in examining different issues related to this problem as well as various other issues relevant to this context.... Berdasarkan pemaparan diatas, dukungan orang tua dalam Islam adalah dengan memberikan pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama Islam kepada anak. Allah SWT memerintahkan setiap orang tua muslim agar menanamkan keimananan yang sesuai dengan ajaran agama Islam Rusydi, 2019. Orang tua memiliki kewajiban agar mendidik, dan membimbing anak-anaknya dalam pendidikan tauhid Najib, 2019. ...The virtue of people who study, including college students, in Islam is so great that the fishes in the ocean beg for forgiveness for them. However, the many academic demands faced by students can make them experience stress, anxiety and depression, so they need to be academically resilient. Parents are responsible people and will be held accountable by Allah SWT in educating their children. Parents play an important role in building children’s academic resilience as well. This study aimed to determine how parental support and academic resilience according to Islamic view. The method used in this research is a literature review by analyzing the verses of the Qur'an, hadith and relevant references. The results showed that parental support is essential in making students survive amid academic difficulties they face by providing examples, guidance, advice and Islamic education to their children. Keutamaan penuntut ilmu, termasuk mahasiswa sangat besar di dalam Islam sehingga ikan-ikan di lautan memintakan ampun baginya, tidak terkecuali mahasiswa. Namun banyaknya tuntutan akademik yang dihadapi mahasiswa, berpotensi membuat mereka mengalami stress, kecemasan hingga depresi sehingga memerlukan resiliensi akademik. Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dan akan dimintai pertanggung-jawaban oleh Allah SWT dalam mendidik anaknya. Orang tua juga memainkan peranan penting dalam membentuk resiliensi akademik anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dukungan orang tua dan resiliensi akademik menurut perspektif Islam. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan studi pustaka dengan menganalisis dari ayat-ayat Al-Qur’an, hadits dan referensi yang relevan. Hasil yang didapatkan bahwa kehadiran dukungan orang tua sangat penting dalam membuat mahasiswa tetap bertahan di tengah kesulitan akademik yang dihadapinya dengan cara memberikan contoh teladan, bimbingan, nasehat dan pendidikan Islam kepada has not been able to resolve any references for this publication.
p>Tujuan pendidikan Islam, tidaklah sekedar proses alih budaya atau ilmu pengetahuan transfer of knowledge tetapi juga proses alih nilai-nilai ajaran Islam transfer of Islamic values . Tujuan pendidikan Islam pada hakikatnya menjadikan manusia yang bertaqwa, manusia yang dapat mencapai al-falah , serta kesuksesan hidup yang abadi di dunia dan akhirat muflihun . [1] Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap negara, pemerintah secara umum dan sekolah secara khususnya. Terlebih lagi pendidikan agama, karena dari orang tualah anak-anak mula-mula menerima pendidikan. Bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Pendidikan yang ditekankan tidak lain adalah pendidikan dengan konsep Islami yang menjadikan masalah penghambaan kepada Allah SWT, dan ketaatan kepada-Nya menjadi poros segala kehidupan. [2] Dari kisah Luqman, dapat diambil pelajaran sebagai pedoman baik bagi orang tua maupun para pendidik dalam melaksanakan pendidikan. Al-Qur’an sebagi pedoman hidup umat Islam, memuat semua segi kehidupan dan berbagai kisah yang dapat dijadikan contoh pedoman dalam kehidupan. [1] A. Syafi’I Ma’arif, Pendidikan Islam di Indonesia, Antara Cita dan Fakta , Yogyakarta Tiara Wacana, 1991, h. 41 [2] Muhammad Nasib, Ar-Rifa;I, Ringkasan Tafsir…, h. 789 kisah luqman merupakan teladan pendidikan orang tua kepada